Kenapa harus menulis?
Saya selalu kagum dengan seorang penulis. Kagum dengan ilmu - ilmu yang dituangkan dalam tulisan yang begitu menginspirasi sehingga bisa membuat suatu perubahan dalam diri pembacanya.
Seringkali saya bertanya pada diri sendiri, kenapa saya tidak coba untuk menulis? Yaa, minimal bisa mengabadikan setiap moment dalam kehidupan yang sangat bermakna lewat tulisan, karena begitu sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Kenapa harus menulis?
Sebenarnya saya belum terbiasa untuk menulis meski sebenarnya dalam hati ingin sekali menghasilkan sebuah tulisan sampai menjadi sebuah buku yang best seller. Wuuiiiihh coba bayangin keren banget kan yaa..
Jangan mencibir lho ya, saya memang belum ada pengalaman sama sekali dalam kepenulisan. Masih newbie banget untuk belajar nulis. Tapi setidaknya ada pondasi yang kuat dulu lah untuk memulai sebuah keinginan yaitu niat.
Kalau kata Mas Tendi Murti, hal terpenting yang harus didahulukan ketika kita ingin menjadi penulis adalah katakan pada diri terlebih dahulu bahwa kita adalah seorang penulis.
Seseorang yang ingin menjadi apapun itu maka rasakan dulu, yakin dulu bahwa kita layak untuk menjadi penulis. Kita betul - betul harus merasa layak untuk menjadi apa yang kita impikan.
Yups,,, dan sebagai ungkapan niat saya untuk menjadi penulis, inilah ikrar saya.
"Pada hari ini tanggal 13 Juli 2017, Saya dengan ikhlas mengijinkan diri saya menjadi penulis yang tulisannya bermanfaat dengan menerbitkan minimal 1 buku pada tanggal 14 Juli 2018 dan menjadikannya BEST SELLER atau lebih baik dari itu. Aamiin."
Well, setiap orang berhak bermimpi dan inilah salah satu impian saya menjadi Penulis. Pegang erat impian kita, dan jangan sampai orang lain merenggut impian kita.
Kenapa harus menulis?
Setiap moment yang saya alami dan saya lewati sangat bermakna dan saya tidak mau melewatkannya begitu saja. Saya ingin mengabadikan setiap moment lewat tulisan. Tulisan yang bisa menginpirasi dan bermanfaat untuk orang lain.
Bukankah sebaik - baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain? Yaa, begitulah. saya sadar masih belum banyak yang saya lakukan untuk kebaikan orang lain, untuk itu semoga dari tulisan saya ada manfaatnya untuk orang lain.
Kalau kata Bunda Asma Nadia, untuk memulai menulis harus menemukan "WHY" nya. Kalau seorang penulis pemula bisa menemukan "WHY" nya yang paling kuat, sebuah alasan kenapa harus menulis, maka kita tidak akan goyah hanya karena kita berdalih sibuk dan tidak punya waktu. WHY yang kuat akan mengiringi kita agar konsisten menulis.
Lalu WHY nya saya apa?
Yang pertama adalah "IBU". Ibu saya sudah tenang di sisi-Nya namun beliau selalu ada dalam hati saya. Meski beliau telah tiada aku ingin beliau bangga melihat saya dari sana. Dengan mengingatnya saya akan selalu semangat untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Yang kedua adalah anak saya "Kinara" yang saat ini sudah mulai beranjak besar, tambah pinter, tambah aktif dan tambah negonya juga kalau mau ini itu. Selama ini waktuku kurang banyak bersamanya, untuk itu aku ingin menghadiahi tulisan demi tulisan untuknya mengiringi pertumbuhannya.
"Kalau usiamu tak mampu menyamai usia dunia, maka menulislah. Menulis memperpanjang ada-mu di dunia dan amalmu di akhirat kelak." Helvi Tiana Rosa
Semoga setiap tulisan saya bisa berpengaruh memberikan perubahan dan manfaat untuk orang lain. Aku ingin meninggalkan jejak untuk orang - orang yang saya cintai meski saya sudah tidak ada di dunia ini dengan terus belajar menulis menulis dan menulis untuk menghasilkan tulisan demi tulisan yang bermanfaat.
Aamiin.
Ayuk menulis.
Salam Semangat
😊
purnalesha
Jumat, 14 Juli 2017
Selasa, 04 Agustus 2015
SEJARAH PERKEMBANGAN DAN MACAM LOGIKA
A. Sejarah Logika
Awal lahirnya logika tidak dapat
dilepaskan dari upaya para ahli pikir Yunani.
Mereka berusaha menganalisis kaidah – kaidah berpikir dan menghindari
terjadinya kesalahan dalam membuat kesimpulan.
Ahli pikir yang memelopori perkembangan logika sejak awal lahirnya
adalah Aristoteles (384 – 322 SM). Karya
– karya beliau bukan saja di bidang logika, namun juga di pelbagai ilmu, baik
ilmu alam maupun ilmu social.
Perkembangan logika setelah masa Aristoteles banyak dilanjutkan oleh
para muridnya, diantaranya Theoprastus dan Porphyrius.
Theopratus adalah pemimpin aliran
peripatetic (warisan gurunya) yang telah menyumbangkan pemikiran tentang
pengertian yang mungkin (yaitu pengertian yang tidak mengandung kontradiksi
dalam dirinya) dan sifat asasi dari setiap kesimpulan (harus mengikuti unsure
terlemah dalam pangkal pikir).
Adapun Phorphyrius adalah seorang
ahli pikir dari Iskandariah yang amat terkenal dalam bidang logika. Yang telah menambahkan satu bagian baru dalam
pelajaran baru dalam logika, yang dinamakan eisagoge. Dalam pelajaran ini dibahas lingkungan zat
dan sifat di dalam alam yang sering disebut klasifikasi. Pada masa beliau, logika telah berkembang ke
pelbagai wilayah, seperti Athena, Antiokia, Iskandariah, dan Roma.
Di samping jasa para muridnya
tersebut, perkembangan logika juga mengalami kendala. Pada tahun 325 M, di mana kaisar Konstantin bertahta,
telah berlangsung sidang gereja pertama di dunia, yaitu nicae yang dihadiri
para Bishop dan Patriach. Salah satu
keputusan yang diambil adalah membatasi pelajaran logika hanya sampai
perihermenias, sedangkan bagian – bagian lain dilarang. Sebagai dampak dari
pelarangan ini, muncul inisiatif dari seorang komentator, yaitu Boethius
(480-524 M) untuk menerjemahkan buku Logika dari bahasa Yunani (Greek) ke dalam
bahasa lain. Buku yang diterjemahkan
terseut adalah termasuk yang dilarang, sebagai konsekuensinya Boethius dijatuhi
hukuman mati. Sejak saat itulah
pelajaran logika di barat hampir selama seribu tahun juga mengalami kematian
pemikiran. (Surajiyo : 2006)
Sesungguhnya, sejak Thales (624 –
548)), filsuf Yunani pertama, meninggalkan segala dongeng, takhayul dan cerita
– cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia
alam semesta, sejak saat itulah ia meletakkan dasar – dasar berpikir logis.
Bahkan, ketika Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (prinsip atau
asas pertama) alam semesta, ia telah memperkenalkan logika induktif. Jika benar dugaan Aristoteles yang mengatakan
bahwa Thaless telah menarik kesimpulan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu,
misalnya air jiwa tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati), darah jiwa hewan
dan manusia, sedangkan uap dan es adalah air, maka penalaran induktif yang dilakukan
Thales adalah sebagai berikut :
Air adalah jiwa tumbuhan – tumbuhan
Air adalah jiwa hewan
Air adalah jiwa manusia
Air jugalah uap
Aip jugalah es
Jadi air adalah jiwa dari segala
sesuatu, yang berarti, air adalah alam semesta.
Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa sejak Thales, sang filsuf pertama itu, logika telah mulai
dikembangkan. Semua filsuf sesudah
Thales pun telah berperan serta dalam mengembangkan logika kendatipun istilah
logika itu sendiri belum dikenal. Filsuf yang pertama kali menjadikan logika
sebagai ilmu sebagai ilmu sehingga dapat disebut sebagai logica scientia ialah
Aristoteles. Namun Aristoteles sendiri
belum menggunakan istilah logika menjadi nama ilmu tersebut. (Rapar : 1996)
Inti logika Aristoteles ialah
Silogisme. Dan silogisme itulah yang
sesungguhnya merupakan penemuan murni Aristoteles dan yang terbesar dalam
logika. Theophrastus (370-288SM), murid Aristoteles yang menjadi
pemimpin pemimpin Lyceum, melanjutkan karya – karya Aristoteles, termasuk
bidang logika. Istilah logika pertama
kali digunakan oleh Zeno dari Citium (334-262 SM) pelopor kaum
Stoa. Kaum Stoa itulah yang
mengembangkan bentuk – bentuk argument disyungtif dan hipotesis. Puncak kejayaan kaum Stoa ialah ketika Chrysippus
(280-207 SM) menjadi pimpinan mereka (pemimpin ketiga dan yang terbesar)
sehingga lahirlah satu ungkapan yang mengatakan, “Tanpa Chrysippus, Stoa tidak
akan pernah ada”. Chrysippus
mengembangkan logika menjadi bentuk – bentuk penalaran yang sistematis. Kemudian dua orang dokter medis, Galenus
(130-200 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M), mengembangkan logika
dengan menerapkan metode geometri. Porphyries
(232-305), murid dan editor karya – karya tulis Plotinus, membuat suatu
pengantar (eisagoge) pada Categoriae Aristoteles. Eisagoge Porphyrius itu diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin oleh Boethius (480-524).
Sampai abad kedua belas atau ketiga
belas, karya – karya tulis di bidang logika yang masih digunakan ialah Categoriae
dan De interpretation Aristoteles serta Eisagoge Porphyrius. Pada abad ketiga belas sampai abad kelima
belas, tampillah logika modern dengan tokoh – tokohnya, antara lain Petrus
Hispanus (1210-1278), Roger Bacon (1214-1292), Raymundus Lullus (1232-1315),
dan William Ockham (1285-1349).
Kendatipun logika modern telah
dikembangkan, logika Aristoteles tetap digunakan dan dikembangkan secara
murni. Logika Aristoteles diteruskan
oleh Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Locke (1632-1704). Francis Bacon (1561-1626)
mengembangkan logika induktif, sedangkan
Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716), George Boole
(1815-1864), John Venn (1834-1923), dan Gottlob Frege (1848-1925)
dikenal sebagai para pelopor logika simbolik.
Kemudian filsuf besar Amerika Serikat, Charles Sanders Peirce
(1839-1914) yang pernah mengajar logika di John Hopkins University, melengkapi
logika simbolik lewat karya tulisnya yang sangat banyak. Ia menafsirkan logika selaku teori umum
mengenai tanda (general theory of sign) dan melahirkan dalil yang
disebut dalil Peirce (Peirce’s law). Logika simbolik mencapai puncaknya
lewat karya bersama Alfred North Whitehead (1861-1947) dan Bertrand Arthur
William Russell (1872-1970) berjudul Principia Mathematica, berjumlah
tiga jilid dan ditulis pada tahun 1910-1913, logika simbolik diteruskan oleh
Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt
Godel (1906-1978), dan lain – lain. (Rapar : 1996)
Perkembangan
logika tradisional menuju logika modern (simbolik) dapat dilihat pada table
sebagai berikut ini :
Era
|
Tahun
|
Tokoh
|
Peran
|
Logika
Tradisional
|
(624-548
SM)
|
Thales
|
Logika
sebagai dasar-dasar berpikir logis, logika induktif,
|
(382-322
SM)
|
Aristoteles
|
Logika
sebagai ilmu (silogisme),logika deduktif, to Organon
|
|
(370-288
SM)
|
Theophrastus
|
pemimpin
Lyceum, murid Aristoteles yang melanjutkan karya-karya Aristoteles, termasuk
bidang logika
|
|
(334-262
SM)
|
Zeno
|
Pelopor
kaum Stoa, penggunaan istilah logika pertama kali, kaum Stoa mengembangkan
bentuk-bentuk argument disyungtif dan hipotesis
|
|
(280-207
SM)
|
Chrysippus
|
Pemimpin
Stoa, mengembangkan logika menjadi bentuk-bentuk penalaran yang sistematis
|
|
(130-200
M)
(200 SM)
|
Galenus
dan
Sextus
Empiricus
|
Mengembangkan
logika dengan menerapkan metode geometri
|
|
(232-305
SM)
|
Porphyrius
|
Membuat suatu
pengantar (eisagoge) pada categoriae Aristoteles
|
|
Logika Modern
|
(1588-1679)
(1632-1704)
|
Thomas
Hobbes
John
Locke
|
Mengembangkan
logika Aristoteles dan digunakan secara murni
|
(1561-1626)
|
Francis
Bacon
|
Mengembangkan
logika induktif
|
|
(1646-1716)
(1815-1925)
(1834-1923)
(1848-1925)
|
Gottfried
Wilhelm Leibniz
George
Boole
John
Venn
Gottlob
frege
|
Pelopor
logika simbolik
|
B. Pembagian Logika
Dalam buku Dasar – Dasar Logika
(Surajiyo : 2006), Logika menurut The Liang Gie (1980) dapat digolongkan
menjadi lima macam, yaitu sebagai berikut :
1.
Logika Makna
Luas dan Logika Makna Sempit
Menurut
John C. Cooley, The Liang Gie membagi logika dalam arti yang luas dan dalam
dalam arti sempit. Dalam arti sempit,
istilah dimaksud dipakai searti dengan logika deduktif atau logika formal,
sedangkan dalam arti yang lebih luas, pemakaiannya mencakup kesimpulan dari pelbagai bukti dan
bagaimana system – system penjelasan disusun dalam ilmu alam serta meliputi
pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.
Dalam
arti luas, logika juga dapat dipakai untuk menyebut tiga cabang filsafat
sekaligus, seperti pernah dilakukan oleh Piper dan Ward berikut ini :
a. Asas
paling umum mengenai pembentukan pengertian, inferensi, dan tatanan
(logika formal atau logika
simbolis)
b. Sifat
dasar dan syarat pengetahuan, terutama hubungan antara budi dengan objek yang
diketahui, ukuran kebenaran, dan kaidah – kaidah pembuktian (epistomologi)
c. Metode
– metode untuk mendapatkan pengetahuan dalam penyelidikan ilmiah (metodologi)
2.
Logika Deduktif
dan Logika Induktif
Logika
deduktif adalah ragam logika yang mepelajari asas – asas penalaran yang
bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan kesimpulan sebagai
keharusan dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betl menurut bentuknya
saja. Dalam loika jenis ini yang
terutama ditelaah, yaitu bentuk dari bekerjanya akal, keruntutannya, serta
kesesuaiannya dengan langkah – langkah dan aturan yang berlaku sehingga
penalaran yang terjadi adalah tepat dan sah.
Logika
induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas penalaran yang
betul dari sejumlah sesuatu yang khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang
bersifat boleh jadi. Penalaran yang
demikian ini digolongkan sebagai induksi.
Induksi adalh bentuk penalaran atau penyimpulan yang berdasarkan pengamatan
terhadap sejumlah kecil hal, atau anggota sesuatu himpunan, untuk tiba pada
suatu kesimpulan yang diharapkan berlaku umum untuk semua hal, atau seluruh
anggota himpunan itu, tetapi yang kesimpulan sesungguhnya hanya bersifat boleh
jadi saja.
3.
Logika Formal
dan Logika Material
Mellone
menyatakan bahwa logika deduktif disebut juga logika formal. Sedangkan logika induktif kadang – kadang
disebut logika material. Pernyataan ini
tidak sepenuhnya tepat karena menurut Fisk, logika formal hanyalah suatu bagian
dari logika deduktif, yakni bagian yang bertalian dengan perbincangan –
perbincangan yang sah menurut bentuknya bukan meinurut isinya. (The Liang Gie,
1980)
Logika
formal mempelajari asas, aturan atau hukum – hukum berfikir yang harus ditaati,
agar orang dapat berfikir dengan benar dan mencapai kebenaran. Logika material mempelajari langsung
pekerjaan akal, serta menilai hasil – hasil logika formal dan mengujinya dengan
kenyataan praktis yang sesungguhnya.
Logika material mempelajari sumber – sumber dan asalnya pengetahuan,
alat – alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan akhirnya merumuskan
metode ilmu pengetahuan itu.
Logika
formal dinamakan orang dengan logika minor, sedangkan logika material dinamakan
orang logika mayor. Apa yang sekarang
disebut logika formal adalah ilmu yang mengandung kumpulan kaidah – kaidah cara
berpikir untuk mencapai kebenaran.
4.
Logika Murni dan
Logika Terapan
Menurut
Leonard, logika murni (pure logic) adalah ilmu tentang efek terhadap arti dari
pernyataan dan sebagai akibatnya terhadap kesahan dari pembuktian tentang semua
bagian dan segi dari pernyataan dan pembuktian kecuali arti – arti tertentuu
dari istilah yang termuat di dalamnya (The Liang Gie, 1980)
Logika
murni merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang berlaku
umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan tanpa mempersoalkan arti khusus
dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah yang dipakai dalam pernyataan dimaksud.
Logika
trepan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu,
bidang filsafat, dan juga dalam pembicaraan yang mempergunakan bahasa sehari –
hari. Apabila sesuatu ilmu mengenakan asas dan aturan logika bagi istilah dan
ungkapan yang mempunyai pengertian khusus dalam bidangnya sendiri, ilmu
tersebut sebenarnya telah mempergunakan sesuatu logika terapan dari ilmu yang
bersangkutan, seperti logika ilmu hayat bagi biologi dan logika sosiologi bagi
sosiologi.
5.
Logika Filsafati
dan Logika Matematika
Logika
filsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika yang masih
berhubungan erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, misalnya logika
kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika matematik merupakan suatu ragam
logika yang menelaah penalaran yang benar dengan menggunakan metode matematik
serta bentuk lambing yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda
atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa. (The Liang Gie dan Suhartoyo
Hardjosatoto, dan Endang Daruni Asdi, 1980, hlm. 35 – 46).
Terdapat
macam-macam logika dilihat dari kriteria tertentu,
1.
Dilihat dari segi kemampuan untuk berlogika
·
Logika kodratiah
Logika kodratiah
adalah kemampuan berlogika yang sudah ada pada setiap manusia sebagai makhluk yang berakal budi. Tanpa
belajar logika setiap orang sudah memiliki kemampuan berlogika kodratiah.
Akal budi dapat
bekerja menurut hukum – hukum logika dengan cara yang spontan. Tetapi dalam hal – hal yang sulit baik akal
budinya maupun seluruh diri manusia dapat dan nyatanya dipengaruhi oleh
keinginan – keinginan dan kecenderungan kecenderungan yang subyektif. Selain itu baik manusia sendiri maupun
perkembangan pengetahuannya sangat terbatas. (Lanur : 1983)
·
Logika ilmiah
Logika ilmiah
adalah kemampuan berlogika yang didapatkan dengan belajar secara khusus.
Contohnya seperti dengan membaca buku, maka mendapatkan kemampuan logika ilmiah.
Logika ini
membantu logika kodratiah. Logika ilmiah
memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Berkat pertolongan logika ini dapatlah akal
budi bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Dengan demikian kesesatan juga dapat
dihindarkan atau, paling tidak, dikurangi.
(Lanur : 1983).
2.
Dilihat dari sejarah dan penggunaan lambang
atau simbol
·
Logika klasik / tradisional
Logika yang
diperkenalkan oleh Aristoteles pada sekitar abad ke-5 sebelum masehi;
menggunakanlambang bahasa; disebut juga logika aristotelian atau logika
tradisional.
·
Logika modern
Logika yang
dikembangkan di zaman modern oleh tokoh-tokoh seperti A. de Morgan (1809-1871),
George Boole (1815-1864), Bertrand Russel (1872-1970); menggunakan lambang non bahasa.
Logika ini menerapkan prinsip-prinsip matematika pada logika modern; sering
disebut juga logika matematika atau logika simbolik.
3.
Dilihat dari segi bentuk dan isi argumen
·
Logika formal (bentuk)
Logika formal
adalah logika yang membahas kebenaransebuah argumen dilihat dari segi bentuk.
Kebenaran bentuk adalah kebenaran yang dimiliki sebuah argumen.
·
Logika material(isi)
Logika material
adalah logika yang membahas kebenaran sebuah argumen dilihat dari segi isinya
Sebuah argumen dinyatakan benar dari segi isi jika pernyataan yang terdapat
dalam argumen sesuai dengan kenyataan.
4.
Dilihat dari segi cara menarik
kesimpulan
Louis Kattsoff,
seorang pengarang buku pengantar filsafat menulis bahwa logika terbagi dalam
dua cabang pokok –induktif dan deduktif.
·
Logika induktif
Logika induktif
adalah bentuk penalaran yang berdasarkan kebenaran-kebenaran tunggal yang
ditarik menjadi satu kesimpulan umum, biasa dikenal sebagai metode induktif.
Contoh : Ibu
pulang dari pasar membeli salak pondoh, saya makan dan rasanya enak. Teman yang
membesuk saat saya sakit membawa salak pondoh dan saya makan, rasanya enak.
Maka saya tarik kesimpulan bahwa semua salak pondoh rasanya enak.
·
Logika deduktif
Logika
deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang
bersifat deduktif, yaitu penalaran yang berdasarkan kebenaran umum (atau yang
sudah ada) ditarik satu kesimpulan untuk hal yang khusus (kebenaran baru).
Contoh
: Saya tahu bahwa semua salak pondoh enak. Di supermarket saya menemukan salak
pondoh. Kesimpulannya salak yang dijual di supermarket itu pasti enak.
--oo00oo--
Referensi :
1. Lanur,
Alex. 1983. Logika Selayang Pandang. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
2. Rapar,
Jan Hendrik. 1996. Pengantar Logika : Asas – Asas Penalaran Sistematis.
Yogyakarta : Kanisius
3. Surajiyo,
Sugeng Astanto dan Sri Andini. 2006. Dasar – Dasar Logika. Jakarta : Bumi
Aksara.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM DWI PARTAI POLITIK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Partai politik
merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam
proses pengelolaan negara. Analisis
mengenai perilaku partai – partai
sebagai bagian dari suatu sistem, yaitu bagaimana partai politik
berinteraksi satu sama lain dan berinteraksi dengan unsur – unsur lain, dari
sistem itu dinamakan dengan sistem kepartaian.
Ada tiga jenis sistem kepartaian yaitu sistem partai tunggal, sistem dwi
partai dan sistem multi partai. Pada
makalah sebelumnya sudah dibahas mengenai “Kelebihan dan Kekurangan Sistem
Dwi Partai Poltik”. Dalam makalah
ini, penulis masih membahas dengan tema yang sama, namun tentunya lebih detail
mengenai negara yang menganut sistem dwi partai politik. Sistem dwi partai
diartikan sebagai dua partai atau dua kekuatan politik yang memiliki kedudukan
yang dominan selalu bersaing untuk mendapatkan kewenangan memerintah melalui
pemilihan umum. Dalam sistem ini, partai
– partai dibagi secara jelas dalam partai yang berkuasa (menang dalam pemilu)
dan partai oposisi (kalah dalam pemilu).
Kemudian partai yang kalah berperan sebagai pengecam utama tapi yang
setia (loyal opposition) terhadap kebijakan partai yang duduk dalam
pemerintahan.
B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka penulis
mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa dan bagaimana partai politik di Inggris dan
Amerika Serikat?
2. Bagaimana rekrutmen partai politik di Inggris dan
Amerika Serikat?
3. Bagaimana perkembangan Sistem Dwi Partai di
Amerika Serikat?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Sistem Dwi
Partai Politik?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat Ujian
Akhir Semester Ganjil mata kuliah “Pengantar Ilmu Politik” dan juga sebagai
bahan ajar bagi penulis mengenai Kelebihan dan Kekurangan Sistem Dwi Partai
yang dianut di Negara Inggris dan Amerika Serikat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Partai Politik di Negara yang Menganut Sistem Dwi Partai
Politik
1.
Partai Politik Inggris
Sistem dua partai di inggris diawali sejak abad 17 yang mana
meningkatkan kekuatan parlemen yang merefleksikan pembangunan partai politik
yang lebih terorganisir. Sistem dua
partai di Inggris jika diartikan secara bahasa merupakan suatu sistem partai
yang mana di dalam sistem tersebut terdapat dua kekuatan yang mendominasi dunia
perpolitikan di parlemen di suatu negara, tetapi jika ditinjau lebih jauh lagi
sistem ini ternyata tidak terdiri atas dua partai saja, tetapi terdapat pula
beberapa partai – partai kecil yang bergabung ke dalam dua partai utama. Partai
– partai kecil yang adapun harus tetap menyusun strategi dalam upaya koalisi
dengan partai – partai penguasa karena hal ini penting untuk mempertahankan
eksistensi partai tersebut di dalam parlemen, selalu ada kemungkinan bahwa
partai – partai kecil tersebut harus menghindari salah satu atau dua partai
utama dari keuntungan partai mayoritas yang memiliki banyak kursi di
legislatif. Penggabungan partai ternyata
tidak semudah yang dibayangkan karena partai – partai kecil – kecil tersebut
juga memiliki pedoman – pedoman dasar partai yang juga harus menjadi pedoman
partai – partai tersebut baik dalam mengambil keputusan dan juga dalam
mengambil kebijakan baik itu untuk kepentingan koalisi untuk menghimpun
kekuatan di parlemen House of common contohnya partai liberal di Inggris dalam
upaya koalisi dengan partai – partai yang memiliki paham yang sama, yaitu paham
liberalisme. Partai – partai kecil ini
juga memiliki peranan penting dalam memutuskan sifat – sifat dasar sistem kedua
partai besar tersebut. Salah satu elemen
penting yang juga menjadi pertimbangan partai – partai dalam upaya koalisi
dengan partai – partai besar yaitu tingkat kedisiplinan dan masih banyak lagi
faktor – faktor penting yang menjadi pertimbangan upaya koalisi dalam sistem
dua partai di Inggris. Dua partai yang
sekarang ada di Inggris yaitu partai konservatif dan partai buruh yang tidak
dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan sistem politik di Inggris. Kalangan konservatif adalah mereka yang tetap
berpegang teguh kepada keagungan raja dan mempertahankan hak istimewa kerajaan. Sedangkan kalangan buruh sebaliknya. Dalam sistem pemerintahan Inggris, dua partai
berbeda ideologi ini harus saling mengalahkan.
Sistem dua partai di Inggris dapat berjalan karena didukung oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu :



Partai yang menang dalam pemilu dan mayoritas di parlemen merupakan
partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah menjadi partai oposisi. Sistem kepartaian telah berlangsung sejak
abad ke – 18, sejak perang dunia kedua berakhir hanya ada dua partai besar yang
secara bergantian memegang pemerintahan.
Pola pergantian pemerintah oleh dua partai yang terus menerus membuat
Inggris di kenal sebagai sistem dua partai.
a) Partai Konservatif
Partai konservatif merupakan partai yang dikenal sebagai partainya
kalangan kelas menengah dan kelas atas Inggris.
Partai ini mempunyai pendukung kuat di daerah pedesaan, dan telah
berhasil memenangkan pemilu sebanyak delapan kali, terakhir pada pemilu Tahun
1992. Partai konservatif sebenarnya
merupakan penggabungan partai konservatif dan liberal. Hal ini terlihat pada peleburan dua elemen –
elemen pokok dari partai – partai besar di abad 19. Walaupun memiliki nama konservatif tetapi
ideologinya cocok dengan politik dan ekonomi liberal.
b) Partai Buruh
Dalam sistem pemerintahan Inggris, Partai buruh sebagian besar ditopang
oleh simpatisan dari kalangan pekerja. Partai
ini telah memenangkan tujuh pemilu, termasuk pemilu terakhir pada tahun 2007. Mereka
merupakan kelompok yang muncul akibat dari revolusi industri. Buruh atau kalangan kiri menyebutnya proletar
merupakan kelas yang tidak memiliki lahan garapan (pertanian). Semenjak revolusi industri, banyak lahan
pertanian yang diubah menjadi pabrik.
Oleh karena itu, petani kehilangan pekerjaan dan berubah menjadi
proletarius (orang yang tidak memiliki lahan), dan jumlah mereka semakin lama
semakin banyak. Kalangan kiri yang
sebagian besar merupakan kaum buruh terus menerus menolak keistimewaan
kerajaan. Mereka menganggap bahwa raja
merupakan warisan feodal yang zalim, dan oleh karena itu harus dihapuskan. Mereka memperjuangkan bahwa buruh dan
kalangan bangsawan pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban yang sama. Namun hal ini bukan hal yang mudah, karena
mereka harus berhadapan dengan para pendukung kerajaan yang konservatif.
2.
Partai Politik Amerika Serikat
Awal berdirinya partai politik di Amerika Serikat terdapat partai The federalist yang dipimpin oleh
Alexander Hamilton, yang kemudian akan menjadi cikal bakal partai
Republik. Selain itu terdapat partai Democratic Republic yang dipimpim oleh
Thomas Jefferson yang anti-federalist dan menjadi cikal bakal partai Demokrat. Lahirnya partai – partai tersebut,
dikarenakan adanya perbedaan persepsi tentang sistem pemerintahan Amerika. Kubu Hamilton mengkhawatirkan bahwa gerakan
Jefferson yang sangat pro-kepentingan rakyat pada akhirnya saat menghancurkan
bentuk pemerintahan nasional yang sedang berorientasi industri. Sebaliknya Jefferson menilai bahwa Hamilton
sangat monarkhis dan dikhawatirkan menghancurkan prinsip federalisme dan kurang
memperhatikan kepentingan kelas bawah. Selain
itu isu lain yang menjadikan dikotomi kedua partai ini adalah orientasi
kepentingan ekonomi masing – masing partai yang berbeda. Kebijaksanaan Hamilton sebagai menteri
keuangan dalam pemerintahan presiden Washinton lebih menguntungkan kalangan industri
dan tidak memperhatikan kepentingan petani yang pada saat itu menjadi bidang
utama dan menumbuhkan kepentingan partai pimpinan Jefferson. Sistem partai
politik di Amerika Serikat adalah sistem dua partai yang di dominasi oleh
partai republik dan partai Demokrat.
Sejak tahun 1852 kedua partai ini menguasai dan memenangi Pemilihan
presiden Amerika Serikat, dan sejak tahun 1856 kedua partai ini juga
mengendalikan kongres Amerika Serikat.
Pada dasarnya kedua partai di Amerika Serikat memiliki ideologi yang
sama yaitu ideologi individualisme dan kapitalisme.
a) Partai Republik
Partai republik secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kanan dan
mendukung prinsip Konservatif Amerika.
(id.wikipedia.org/wiki/Politik_Amerika_Serikat). Partai ini didukung
oleh kalangan kulit putih. Partai
Republik didirikan di Ripon Wisconsin pada 30 maret 1854, sebagai sebuah partai
yang melawan perbudakan dalam wilayah baru dengan simbol resminya adalah gajah,
dan konvensi pertama diadakan pada 6 Juli 1854 di jackson, Michigan. Partai republik lebih menekankan pada
kebebasan dan persaingan.
b) Partai Demokrat
Partai demokrat secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kiri di
dalam politik Amerika dan mendukung prinsip liberalisme Amerika. Partai ini cenderung didukung oleh kalangan
kulit hitam dan lebih menekankan persamaan kesempatan dan keadilan. Partai
demokrat didirikan sekitar tahun 1828 dan telah menjadi partai politik tertua
di dunia.
B.
Rekruitmen Partai Politik Negara yang Menganut Sistem Dwi
Partai
1.
Rekruitmen Partai Politik Inggris
Menjadi anggota dalam sebuah partai di Inggris memerlukan lebih banyak
pengorbanan dari pada sekedar mendapatkan kartu anggota. Selain mendapatkan sebuah kartu anggota
seseorang juga harus rajin membayar iuran anggota serta mengikuti kegiatan
partai. Bagi mereka yang memiliki ambisi
besar untuk meraih karir politik yang lebih tinggi perlu memasuki tradisi
magang yang sudah baku dalam tradisi partai Inggris. Setiap anggota legislatif berhak untuk
menapak karir hingga puncak karir sebagai Perdana Menteri Inggris dengan syarat
telah menjalani masa magang yang sangat lama dan menuntut berbagai
pengorbanan. Sistem politik Inggris
memastikan tradisi magang sebagai jalur utama menuju sukses karir seorang
politisi. Keberhasilan anggota
legislatif selama masa magang akan membuka jalan menuju tahap selanjutnya,
yakni diangkat menjadi menteri muda.
Dalam menjalankan tugasnya selaku menteri muda kehebatan dan keahlian
selaku politisi diuji selama debat di parlemen dengan oposisi. Jika sang menteri muda gagal maka ia akan
kembali menjadi anggota legislatif. Jika
berhasil ia bisa berharap untuk menanjak menuju menteri kabinet. Partai politik inggris sangat ketat dalam
menseleksi para calon pemimpin mereka.
Hanya anggota yang telah berkarir sangat bagus selama lebih dari dua
puluh tahun dapat berharap menjadi Perdana Menteri Inggris. Partai politik Inggris tidak mengenal sisem
pencalonan yang bersifat mendadak dan asal berani atau asal kaya seperti di
Amerika Serikat. Inggris menuntut calon
Perdana Menteri yang sudah mengenal betul segala seluk beluk kehidupan politik
di parlemen dan teruji kesetiaan politiknya terhadap partai masing – masing.
a. Rekruitmen Partai Konservatif
Anggota partai konservatif diorganisir melalui cabang organisasi paling
bawah yaitu constituency assosiations atau partai lokal. Pada setiap wilayah (distrik) pemilihan
terdapat sebuah partai lokal yang merupakan unsur vital bagi partai
konservatif. Partai lokal melaksanakan
berbagai fungsi penting antara lain :
1) Memilih calon anggota parlemen
2) Menyebarkan informasi tentang perkembangan partai
3) Meningkatkan dan memelihara minat masyarakat
pemilih terhadap eksistensi partai
Partai lokal juga memainkan peranan sebagai lembaga pencari dana bagi
partai serta merekrut anggotanya.
Sekalipun partai lokal berhak merekrut calon anggota parlemen, namun
keputusan terakhir tetap ada di pihak partai konservatif di parlemen. Partai di parlemen inilah yang paling
berpengaruh dalam tubuh partai konservatif.
Anggota partai konservatif di parlemen sangat menentukan proses
pemilihan Party Leader (Pemimpin partai).
Party leader inilah bakal calon perdana menteri Inggris jika partai
konservatif memperoleh suara mayoritas dalam pemilihan parlemen. Jika gagal memenangkan pemilihan parlemen maka
seorang party leader otomatis menjadi ketua partai oposisi. Partai konservatif sangat tersentralisir, dalam
hal ini ketua partai menduduki posisi paling penting dan menentukan. Kantor pusat sebagai aparat pendukung ketua
partai menentukan kebijaksanaan politik, organisasi, dan rekrutmen partai. Sekalipun demikian partai konservatif tidak
terlepas dari unsur desentralisasi kebijaksanaan, khususnya kebijaksanaan
rekrutmen pemimpin partai. Keterlibatan
penuh partai lokal pada seleksi akhir calon anggota parlemen jelas menunjukkan
unsur desentralisasi tersebut. (Cipto : 1996)
b. Rekruitmen Partai Buruh
Dalam tradisi partai buruh dikenal dua jenis keanggotaan partai, yakni
anggota langsung dan anggota tidak langsung.
Anggota partai langsung (direct members) adalah aktifis partai yang
memiliki kartu anggota an membayar iuran anggota. Anggota tidak langsung (indirect members)
adalah bagian terbesar dari pendukung partai buruh yang jumlahnya tidak kurang
dari enam juta orang. Anggota tidak
langsung pada umumnya adalah anggota serikat buruh yang berafiliasi dengan
partai buruh. Dana yang terakumulasi
dari keanggotaan serikat buruh secara tidak langsung merupakan salah satu
sumber keuangan partai buruh. (Cipto : 1996)
Partai buruh juga menyelenggarakan konferensi tahunan, yang hasilnya
sangat strategis sifatnya. Pertemuan
tahunan ini menyususn kebijaksanaan partai dan memilih Komisi Eksekutif
Nasional (NEC). Jika dua pertiga dari yang hadir mendukung usulan kebijaksanaan
maka usulan tersebut menjadi kebijaksanaan partai. NEC mengendalikan organisasi
partai khususnya lembaga penelitian partai yang merupakan sumber prakarsa
kebijaksanaan partai. Sekalipun demikian
hasil konferensi partai tidak sepenuhnya mengikat partai buruh di parlemen.
Konferensi nasional partai buruh juga tidak ikut campur tangan dalam proses
pemilihan ketua partai di parlemen.
Serikat buruh adalah bagian terpenting dari partai buruh :
1) Buruh berperan dalam organisasi partai di luar
parlemen khususnya NEC
2) Serikat buruh memberikan kontribusi keuangan dan
keanggotaan dalam jumlah besar bagi partai.
Rekrutmen calon anggota parlemen dalam partai buruh tidak dimonopoli
oleh partai lokal. Partai lokal dan
serikat buruh menentukan daftar para calon anggota legislatif. Ada semacam kebiasaan yang terus berlaku
dalam proses pencalonan, yakni jarang terjadi seorang calon muncul dalam daftar
bila tidak cukup mendapat dukungan dari serikat buruh (Cipto : 1996)
2.
Rekruitmen Partai Politik Amerika Serikat
Tradisi politik Amerika Serikat lebih suka menggunakan istilah nominasi
(nomination) daripada rekrutmen.
Seseorang tidak direkrut menjadi politisi oleh partai karena ini
menumbuhkan kesan partai sangat kuat.
Oleh karena itu digunakan istilah nominasi untuk memberikan kesan
seseorang menjadi politisi karena ada kepercayaan dari partai. Suatu kepercayaan yang hanya diberikan pada
individu yang mumpuni dan sangat dipercaya oleh masyarakat Amerika Serikat agar
menjadi wakil mereka dalam lembaga dan institusi pemerintah yang ada. Nominasi untuk jabatan – jabatan di tingkat
daerah maupun negara bagian dilakukan melalui apa yang disebut sebagai
pemilihan primer langsung (direct primary election). Pemilihan primer ini diatur oleh undang –
undang yang berlaku di negara bagian dan diselenggarakan oleh pejabat
pemerintah negara bagian. Para pemilih
(voters) terdiri dari anggota partai dan simpatisan. Pemilihan primer juga
dimaksudkan untuk memilih (secara langsung) para delegasi yang akan dikirim
dalam konvensi nasional masing – masing partai.
Para delegasi inilah yang akan memilih calon presiden dari masing –
masing partai. Jadi sekalipun konvensi
nasional dilaksanakan sepenuhnya oleh partai namun pemilihan delegasi yang akan
dikirim ke konvensi nasional tetap diselenggarakan oleh pemerintah. (Cipto :
1996)
Rekrutmen caleg di Amerika Serikat dilakukan dengan sangat
terbuka. Biasa disebut Primaries, dimana
hanya kader yang mempunyai popularitas positif yang bisa mengajukan diri
sebagai caleg.
C.
Perkembangan Sistem Dua Partai di Amerika Serikat
Sejak dasawarsa 1790-an, Amerika Serikat telah dijalankan oleh dua
partai besar yaitu partai Republik dan Demokrat. Ada banyak partai politik kecil atau partai
politik ketiga yang hadir dari waktu ke waktu.
Mereka cenderung bertugas dalam artian mengadvokasi kebijakan –
kebijakan yang sejatinya diadopsi oleh dua partai politik besar.
Sistem dwi partai akan dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi
tiga kondisional (studyinternationalrelations.wordpress.com) yaitu :
1. Komposisi atau struktur masyarakat adalah relatif homogen
(Social homogenity)
2. Konsensus nilai (konsensus tentang prinsip –
prinsip dasar penyelenggaraan negara dan tujuan negara yang fundamental) dalam
masyarakt mengenai azas dan tujuan social yang pokok (political consensus)
adalah kuat dan konsisten
3. Adanya historical continuity atau kontinuitas
sejarah di dalam suatu negara yang menerapkan pola dwi partai.
Dalam pemilihan umum, sistem dwi partai umumnya diperkuat dengan
digunakan system pemilihan single-member constituency (sistem distrik) dimana
dalam setiap daerah pemilihan hanya dapat dipilih satu wakil saja. Sistem pemilihan ini mempunyai kecenderungan
untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan partai kecil. Sistem Dwi Partai yang dijalankan Amerika
Serikat terlihat lebih kondusif untuk terpeliharanya stabilitas antara partai
pemerintah dan partai oposisi, akan tetapi disisi lain sistem dwi partai
ternyata dapat mempertajam perbedaan pandangan antara kedua belah pihak, karena
tidak ada kelompok ditengah – tengah yang dapat meredakan suasana politik dan
cenderung menghambat pertumbuhan partai kecil, sehingga dengan demikian
memperkokoh sistem dwi partai di Amerika Serikat.
Partai Demokrat dan Republik Amerika Serikat terus bersaing dalam
pemilu dan sepanjang sejarah pemilu Amerika Seerikat sudah banyak presiden yang
berasal dari partai Demokrat. Beberapa diantaranya yang terkenal hingga
sekarang adalah Franklin Pierce
(1853-1857), Franklin d. Roosevelt
(1933-1945), John F kennedy
(1961-1963), Bill Clinton (1993-2001)
dan yang terakhir adalah Barrack Obama
yang menjabat sebagai presiden sejak Tahun 2009.
D.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Dwi Partai Politik

1. Memudahkan terbentuknya integrasi nasional, karena
partai yang kecil cenderung bergabung dengan salah satu partai yang dominan
jika partai yang besar itu merasa perlu mendapatkan dukungan tambahan, atau
bergabung dengan partai kecil lain.
2. Adanya pengawsan (control) yang terus menerus dari
partai oposisi
3. Kebebasan tiap partai untuk membentuk kelompok –
kelompok disiplin yang diakui oleh pemimpin yang menjadi perdana menteri jika
partainya menang dalam pemilihan legislatif.
4. Partai – partai politik kecil diberi kekuasaan
untuk melakukan koalisi dengan partai yang menurut mereka bisa menyalurkan
aspirasi mereka sehingga hal ini akan semakin mengukuhkan sistem dua partai ini
dalam upaya menyalurkan aspirasi bukan hanya kelompok mayoritas tetapi juga
kelompok minoritas.
5. Jalannnya pemerintah dikontrol dengan lebih mudah
karena dengan kekuatan yang mayoritas di parlemen pemerintah bisa dengan
leluasa untuk mempertahankan eksistensinya di dalam kehidupan perpolitikan.
6. Stabilitas ekonomi dapat diciptakan karena kekuatan
– kekuatan ekonomi yang ada di dalam pemerintahan berasal dari suatu kekuatan
partai politik yang sama.
7. Profesionalisme dapat diciptakan di dalam
pemerintahan. Sebagai contoh bahwa masyarakat di Inggris sangat menginginkan
tegaknya disiplin dan pemerintahan yang kuat untuk itu partai politik mencoba
untuk menciptakan sikap disiplin demi mencapai pemerintahan yang bertanggung jawab.
8. Sistem dwi partai menghindarkan dunia perpolitikan
dari keruwetan karena sistem ini hanya mengatur perpolitikan dua partai yang
memungkinkan sistem ini tidak sesulit sistem multi partai.
9. Partai bersikap fleksibel dalam mempertahankan
eksistensi partai dalam parlemen secara khusus dan sisitem dua partai secara
umum.
10. Dalam sistem dwi partai, sistem distrik suara
pemilu yang dihasilkan selalu suara mayoritas (majority political interest) dan
berdasarkan consensus yang telah disepakati satu sama lainnya dan tidak
berdasarkan kepentingan minority (minority political interest)
11. Eksistensi pihak oposisi jelas dan absolutely
tidak seperti sistem multy partai.
Karena pihak yang kalah dalam pemilu akan berperan sebagai oposisi
sedangkan dalam sistem multi partai pihak yang kalah dalam pemilu belum tentu
akan oposisi dan adanya instabilitas posisi oposisi.
12. Sistem dwi partai lebih kondusif dan terpelihara
stabilitasnya karena jelas perbedaan dan pembagian tugasnya, yaitu partai yang
memangkan pemilihan umum akan menjadi partai yang pemerintah, sedangkan partai
yang kalah dalam pemilihan umum berperan sebagai kekuatan oposisi yang loyal.

1. Memudahkan timbulnya polarisasi antara partai
partai yang berkuasa dan partai yang beroposisi.
2. Sistem ini cenderung menggagalkan dan menghalangi
inovasi elemen – elemen di kedua partai besar.
3. Dalam upaya membentuk sistem dua partai ini adalah
masalah yang berhubungan dengan kesulitan yang berbelit – belit yang dibuat
oleh organisasi – organisasi.
4. Mempertajam perbedaan pandangan antara kedua belah
pihak karena tidak ada kelompok di tengah – tengah yang dapat meredakan suasana
politik dan cenderung menghambat pertumbuhan partai kecil. Sebagai contoh di
Amerika Serikat dalam menghadapi kasus terorisme yang juga menjadi isu penting
internasional, baik partai Demokrat maupun partai Republik berbeda cara pandang
dan cara mengatasi beragam aksi terorisme. Pada saat Amerika dipimpin oleh
Presiden George W Bush yang berasal dari partai republik, terduga pelaku teroris
Umar Patek yang menjadi buronan Amerika terus dikejar bahkan dihargai
penangkapannya dengan uang baik hidup atau mati. Kebijakan ini kemudian berbeda ketika Barack
Obama yang berasal dari Partai Demokrat berkuasa yang justru enggan
mengekstradisi Umar Patek ketika tertangkap oleh otoritas pakistan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai “Kelebihan
dan Kekurangan Sistem Dwi Partai Politik”, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Partai poltik di Inggris yaitu konservatif yang
berpegang teguh pada keagungan raja dan mempertahankan hak istimewa kerajaan,
partai politik satunya adalah partai buruh yang menganggap bahwa raja merupakan
warisan feodal yang zalim dan harus dihapuskan.
2. Sistem partai politik di Amerika Serikat adalah
sistem dua parta yang didominasi oleh partai republik yang lebih menekankan
pada kebebasan dan persaingan sementara partai demokrat lebih menekankan
persamaan kesempatan dan keadilan.
3. Rekrutmen partai politik di Inggris menyeleksi
para calon dengan ketat yang menuntut calon perdana menteri yang sudah mengenal
betul seluk beluk kehidupan politik di parlemen.
4. Rekrutmen caleg di Amerika Serikat menggunakan
istilah nominasi yang dilakukan dengan terbuka disebut pemilihan primer
langsung untuk memilih para delegasi
yang akan dikirim dalam konvensi nasional masing – masing partai.
B.
Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan
adalah sebagai berikut :
1.
Pemerintah dalam membuat kebijakan seharusnya
bisa menguntungkan kedua partai politik.
2.
Di buatnya lembaga yang bisa menjadi wadah
penyatuan kedua belah pihak yaitu partai dalam sistem dwi partai politik sehingga
perbedaan pandangan bisa diatasi.
REFERENSI
1.
Cipto,
Bambang. 1996. Prospek dan Tantangan
Partai Politik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
2.
“Mengenal
Sistem Pemerintahan Inggris”. Dalam Http://www.anneahira.com/sistem-pemerintahan-inggris.htm.
Tanggal akses
Jum’at,
5 Desember 2014.
3.
“Partai
Republik (Amerika Serikat)”. Dalam Http://id.wikipedia.
org/wiki/Partai_Republik_(Amerika_Serikat).
Tanggal akses Senin, 20 Oktober 2014.
4.
“Partai
Demokrat (Amerika Serikat)”. Dalam http://id.wikipedia.org/
wiki/Partai_demokrat_(Amerika_Serikat). Tanggal akses Senin, 20 Oktober 2014.
5.
“Politik
Amerika Serikat”. Dalam Http://wikipedia.org/wiki/Politik_Amerika_Serikat.
Tanggal akses Senin, 20 Oktober 2014.
6.
“Pemerintahan
Demokrasi dan Politik Negara Amerika Serikat”.
Dalam Http://demokrasiindonesia.com/2014/03/23/pemerintahan-demokrasi-dan-politik-negara-amerika-serikat/. Tanggal akses Senin, 22 Desember 2014.
7.
“Deferensiasi Sistem Partai
Politik”. Dalam Http://studyinternations.wordpress.com/2012/11/06/deferensiasi-sistem-partai-politik/. Tanggal akses Selasa, 23
Desember 2014.
Langganan:
Postingan (Atom)