BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Partai politik
merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam
proses pengelolaan negara. Analisis
mengenai perilaku partai – partai
sebagai bagian dari suatu sistem, yaitu bagaimana partai politik
berinteraksi satu sama lain dan berinteraksi dengan unsur – unsur lain, dari
sistem itu dinamakan dengan sistem kepartaian.
Ada tiga jenis sistem kepartaian yaitu sistem partai tunggal, sistem dwi
partai dan sistem multi partai. Pada
makalah sebelumnya sudah dibahas mengenai “Kelebihan dan Kekurangan Sistem
Dwi Partai Poltik”. Dalam makalah
ini, penulis masih membahas dengan tema yang sama, namun tentunya lebih detail
mengenai negara yang menganut sistem dwi partai politik. Sistem dwi partai
diartikan sebagai dua partai atau dua kekuatan politik yang memiliki kedudukan
yang dominan selalu bersaing untuk mendapatkan kewenangan memerintah melalui
pemilihan umum. Dalam sistem ini, partai
– partai dibagi secara jelas dalam partai yang berkuasa (menang dalam pemilu)
dan partai oposisi (kalah dalam pemilu).
Kemudian partai yang kalah berperan sebagai pengecam utama tapi yang
setia (loyal opposition) terhadap kebijakan partai yang duduk dalam
pemerintahan.
B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka penulis
mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa dan bagaimana partai politik di Inggris dan
Amerika Serikat?
2. Bagaimana rekrutmen partai politik di Inggris dan
Amerika Serikat?
3. Bagaimana perkembangan Sistem Dwi Partai di
Amerika Serikat?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Sistem Dwi
Partai Politik?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat Ujian
Akhir Semester Ganjil mata kuliah “Pengantar Ilmu Politik” dan juga sebagai
bahan ajar bagi penulis mengenai Kelebihan dan Kekurangan Sistem Dwi Partai
yang dianut di Negara Inggris dan Amerika Serikat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Partai Politik di Negara yang Menganut Sistem Dwi Partai
Politik
1.
Partai Politik Inggris
Sistem dua partai di inggris diawali sejak abad 17 yang mana
meningkatkan kekuatan parlemen yang merefleksikan pembangunan partai politik
yang lebih terorganisir. Sistem dua
partai di Inggris jika diartikan secara bahasa merupakan suatu sistem partai
yang mana di dalam sistem tersebut terdapat dua kekuatan yang mendominasi dunia
perpolitikan di parlemen di suatu negara, tetapi jika ditinjau lebih jauh lagi
sistem ini ternyata tidak terdiri atas dua partai saja, tetapi terdapat pula
beberapa partai – partai kecil yang bergabung ke dalam dua partai utama. Partai
– partai kecil yang adapun harus tetap menyusun strategi dalam upaya koalisi
dengan partai – partai penguasa karena hal ini penting untuk mempertahankan
eksistensi partai tersebut di dalam parlemen, selalu ada kemungkinan bahwa
partai – partai kecil tersebut harus menghindari salah satu atau dua partai
utama dari keuntungan partai mayoritas yang memiliki banyak kursi di
legislatif. Penggabungan partai ternyata
tidak semudah yang dibayangkan karena partai – partai kecil – kecil tersebut
juga memiliki pedoman – pedoman dasar partai yang juga harus menjadi pedoman
partai – partai tersebut baik dalam mengambil keputusan dan juga dalam
mengambil kebijakan baik itu untuk kepentingan koalisi untuk menghimpun
kekuatan di parlemen House of common contohnya partai liberal di Inggris dalam
upaya koalisi dengan partai – partai yang memiliki paham yang sama, yaitu paham
liberalisme. Partai – partai kecil ini
juga memiliki peranan penting dalam memutuskan sifat – sifat dasar sistem kedua
partai besar tersebut. Salah satu elemen
penting yang juga menjadi pertimbangan partai – partai dalam upaya koalisi
dengan partai – partai besar yaitu tingkat kedisiplinan dan masih banyak lagi
faktor – faktor penting yang menjadi pertimbangan upaya koalisi dalam sistem
dua partai di Inggris. Dua partai yang
sekarang ada di Inggris yaitu partai konservatif dan partai buruh yang tidak
dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan sistem politik di Inggris. Kalangan konservatif adalah mereka yang tetap
berpegang teguh kepada keagungan raja dan mempertahankan hak istimewa kerajaan. Sedangkan kalangan buruh sebaliknya. Dalam sistem pemerintahan Inggris, dua partai
berbeda ideologi ini harus saling mengalahkan.
Sistem dua partai di Inggris dapat berjalan karena didukung oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu :



Partai yang menang dalam pemilu dan mayoritas di parlemen merupakan
partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah menjadi partai oposisi. Sistem kepartaian telah berlangsung sejak
abad ke – 18, sejak perang dunia kedua berakhir hanya ada dua partai besar yang
secara bergantian memegang pemerintahan.
Pola pergantian pemerintah oleh dua partai yang terus menerus membuat
Inggris di kenal sebagai sistem dua partai.
a) Partai Konservatif
Partai konservatif merupakan partai yang dikenal sebagai partainya
kalangan kelas menengah dan kelas atas Inggris.
Partai ini mempunyai pendukung kuat di daerah pedesaan, dan telah
berhasil memenangkan pemilu sebanyak delapan kali, terakhir pada pemilu Tahun
1992. Partai konservatif sebenarnya
merupakan penggabungan partai konservatif dan liberal. Hal ini terlihat pada peleburan dua elemen –
elemen pokok dari partai – partai besar di abad 19. Walaupun memiliki nama konservatif tetapi
ideologinya cocok dengan politik dan ekonomi liberal.
b) Partai Buruh
Dalam sistem pemerintahan Inggris, Partai buruh sebagian besar ditopang
oleh simpatisan dari kalangan pekerja. Partai
ini telah memenangkan tujuh pemilu, termasuk pemilu terakhir pada tahun 2007. Mereka
merupakan kelompok yang muncul akibat dari revolusi industri. Buruh atau kalangan kiri menyebutnya proletar
merupakan kelas yang tidak memiliki lahan garapan (pertanian). Semenjak revolusi industri, banyak lahan
pertanian yang diubah menjadi pabrik.
Oleh karena itu, petani kehilangan pekerjaan dan berubah menjadi
proletarius (orang yang tidak memiliki lahan), dan jumlah mereka semakin lama
semakin banyak. Kalangan kiri yang
sebagian besar merupakan kaum buruh terus menerus menolak keistimewaan
kerajaan. Mereka menganggap bahwa raja
merupakan warisan feodal yang zalim, dan oleh karena itu harus dihapuskan. Mereka memperjuangkan bahwa buruh dan
kalangan bangsawan pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban yang sama. Namun hal ini bukan hal yang mudah, karena
mereka harus berhadapan dengan para pendukung kerajaan yang konservatif.
2.
Partai Politik Amerika Serikat
Awal berdirinya partai politik di Amerika Serikat terdapat partai The federalist yang dipimpin oleh
Alexander Hamilton, yang kemudian akan menjadi cikal bakal partai
Republik. Selain itu terdapat partai Democratic Republic yang dipimpim oleh
Thomas Jefferson yang anti-federalist dan menjadi cikal bakal partai Demokrat. Lahirnya partai – partai tersebut,
dikarenakan adanya perbedaan persepsi tentang sistem pemerintahan Amerika. Kubu Hamilton mengkhawatirkan bahwa gerakan
Jefferson yang sangat pro-kepentingan rakyat pada akhirnya saat menghancurkan
bentuk pemerintahan nasional yang sedang berorientasi industri. Sebaliknya Jefferson menilai bahwa Hamilton
sangat monarkhis dan dikhawatirkan menghancurkan prinsip federalisme dan kurang
memperhatikan kepentingan kelas bawah. Selain
itu isu lain yang menjadikan dikotomi kedua partai ini adalah orientasi
kepentingan ekonomi masing – masing partai yang berbeda. Kebijaksanaan Hamilton sebagai menteri
keuangan dalam pemerintahan presiden Washinton lebih menguntungkan kalangan industri
dan tidak memperhatikan kepentingan petani yang pada saat itu menjadi bidang
utama dan menumbuhkan kepentingan partai pimpinan Jefferson. Sistem partai
politik di Amerika Serikat adalah sistem dua partai yang di dominasi oleh
partai republik dan partai Demokrat.
Sejak tahun 1852 kedua partai ini menguasai dan memenangi Pemilihan
presiden Amerika Serikat, dan sejak tahun 1856 kedua partai ini juga
mengendalikan kongres Amerika Serikat.
Pada dasarnya kedua partai di Amerika Serikat memiliki ideologi yang
sama yaitu ideologi individualisme dan kapitalisme.
a) Partai Republik
Partai republik secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kanan dan
mendukung prinsip Konservatif Amerika.
(id.wikipedia.org/wiki/Politik_Amerika_Serikat). Partai ini didukung
oleh kalangan kulit putih. Partai
Republik didirikan di Ripon Wisconsin pada 30 maret 1854, sebagai sebuah partai
yang melawan perbudakan dalam wilayah baru dengan simbol resminya adalah gajah,
dan konvensi pertama diadakan pada 6 Juli 1854 di jackson, Michigan. Partai republik lebih menekankan pada
kebebasan dan persaingan.
b) Partai Demokrat
Partai demokrat secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kiri di
dalam politik Amerika dan mendukung prinsip liberalisme Amerika. Partai ini cenderung didukung oleh kalangan
kulit hitam dan lebih menekankan persamaan kesempatan dan keadilan. Partai
demokrat didirikan sekitar tahun 1828 dan telah menjadi partai politik tertua
di dunia.
B.
Rekruitmen Partai Politik Negara yang Menganut Sistem Dwi
Partai
1.
Rekruitmen Partai Politik Inggris
Menjadi anggota dalam sebuah partai di Inggris memerlukan lebih banyak
pengorbanan dari pada sekedar mendapatkan kartu anggota. Selain mendapatkan sebuah kartu anggota
seseorang juga harus rajin membayar iuran anggota serta mengikuti kegiatan
partai. Bagi mereka yang memiliki ambisi
besar untuk meraih karir politik yang lebih tinggi perlu memasuki tradisi
magang yang sudah baku dalam tradisi partai Inggris. Setiap anggota legislatif berhak untuk
menapak karir hingga puncak karir sebagai Perdana Menteri Inggris dengan syarat
telah menjalani masa magang yang sangat lama dan menuntut berbagai
pengorbanan. Sistem politik Inggris
memastikan tradisi magang sebagai jalur utama menuju sukses karir seorang
politisi. Keberhasilan anggota
legislatif selama masa magang akan membuka jalan menuju tahap selanjutnya,
yakni diangkat menjadi menteri muda.
Dalam menjalankan tugasnya selaku menteri muda kehebatan dan keahlian
selaku politisi diuji selama debat di parlemen dengan oposisi. Jika sang menteri muda gagal maka ia akan
kembali menjadi anggota legislatif. Jika
berhasil ia bisa berharap untuk menanjak menuju menteri kabinet. Partai politik inggris sangat ketat dalam
menseleksi para calon pemimpin mereka.
Hanya anggota yang telah berkarir sangat bagus selama lebih dari dua
puluh tahun dapat berharap menjadi Perdana Menteri Inggris. Partai politik Inggris tidak mengenal sisem
pencalonan yang bersifat mendadak dan asal berani atau asal kaya seperti di
Amerika Serikat. Inggris menuntut calon
Perdana Menteri yang sudah mengenal betul segala seluk beluk kehidupan politik
di parlemen dan teruji kesetiaan politiknya terhadap partai masing – masing.
a. Rekruitmen Partai Konservatif
Anggota partai konservatif diorganisir melalui cabang organisasi paling
bawah yaitu constituency assosiations atau partai lokal. Pada setiap wilayah (distrik) pemilihan
terdapat sebuah partai lokal yang merupakan unsur vital bagi partai
konservatif. Partai lokal melaksanakan
berbagai fungsi penting antara lain :
1) Memilih calon anggota parlemen
2) Menyebarkan informasi tentang perkembangan partai
3) Meningkatkan dan memelihara minat masyarakat
pemilih terhadap eksistensi partai
Partai lokal juga memainkan peranan sebagai lembaga pencari dana bagi
partai serta merekrut anggotanya.
Sekalipun partai lokal berhak merekrut calon anggota parlemen, namun
keputusan terakhir tetap ada di pihak partai konservatif di parlemen. Partai di parlemen inilah yang paling
berpengaruh dalam tubuh partai konservatif.
Anggota partai konservatif di parlemen sangat menentukan proses
pemilihan Party Leader (Pemimpin partai).
Party leader inilah bakal calon perdana menteri Inggris jika partai
konservatif memperoleh suara mayoritas dalam pemilihan parlemen. Jika gagal memenangkan pemilihan parlemen maka
seorang party leader otomatis menjadi ketua partai oposisi. Partai konservatif sangat tersentralisir, dalam
hal ini ketua partai menduduki posisi paling penting dan menentukan. Kantor pusat sebagai aparat pendukung ketua
partai menentukan kebijaksanaan politik, organisasi, dan rekrutmen partai. Sekalipun demikian partai konservatif tidak
terlepas dari unsur desentralisasi kebijaksanaan, khususnya kebijaksanaan
rekrutmen pemimpin partai. Keterlibatan
penuh partai lokal pada seleksi akhir calon anggota parlemen jelas menunjukkan
unsur desentralisasi tersebut. (Cipto : 1996)
b. Rekruitmen Partai Buruh
Dalam tradisi partai buruh dikenal dua jenis keanggotaan partai, yakni
anggota langsung dan anggota tidak langsung.
Anggota partai langsung (direct members) adalah aktifis partai yang
memiliki kartu anggota an membayar iuran anggota. Anggota tidak langsung (indirect members)
adalah bagian terbesar dari pendukung partai buruh yang jumlahnya tidak kurang
dari enam juta orang. Anggota tidak
langsung pada umumnya adalah anggota serikat buruh yang berafiliasi dengan
partai buruh. Dana yang terakumulasi
dari keanggotaan serikat buruh secara tidak langsung merupakan salah satu
sumber keuangan partai buruh. (Cipto : 1996)
Partai buruh juga menyelenggarakan konferensi tahunan, yang hasilnya
sangat strategis sifatnya. Pertemuan
tahunan ini menyususn kebijaksanaan partai dan memilih Komisi Eksekutif
Nasional (NEC). Jika dua pertiga dari yang hadir mendukung usulan kebijaksanaan
maka usulan tersebut menjadi kebijaksanaan partai. NEC mengendalikan organisasi
partai khususnya lembaga penelitian partai yang merupakan sumber prakarsa
kebijaksanaan partai. Sekalipun demikian
hasil konferensi partai tidak sepenuhnya mengikat partai buruh di parlemen.
Konferensi nasional partai buruh juga tidak ikut campur tangan dalam proses
pemilihan ketua partai di parlemen.
Serikat buruh adalah bagian terpenting dari partai buruh :
1) Buruh berperan dalam organisasi partai di luar
parlemen khususnya NEC
2) Serikat buruh memberikan kontribusi keuangan dan
keanggotaan dalam jumlah besar bagi partai.
Rekrutmen calon anggota parlemen dalam partai buruh tidak dimonopoli
oleh partai lokal. Partai lokal dan
serikat buruh menentukan daftar para calon anggota legislatif. Ada semacam kebiasaan yang terus berlaku
dalam proses pencalonan, yakni jarang terjadi seorang calon muncul dalam daftar
bila tidak cukup mendapat dukungan dari serikat buruh (Cipto : 1996)
2.
Rekruitmen Partai Politik Amerika Serikat
Tradisi politik Amerika Serikat lebih suka menggunakan istilah nominasi
(nomination) daripada rekrutmen.
Seseorang tidak direkrut menjadi politisi oleh partai karena ini
menumbuhkan kesan partai sangat kuat.
Oleh karena itu digunakan istilah nominasi untuk memberikan kesan
seseorang menjadi politisi karena ada kepercayaan dari partai. Suatu kepercayaan yang hanya diberikan pada
individu yang mumpuni dan sangat dipercaya oleh masyarakat Amerika Serikat agar
menjadi wakil mereka dalam lembaga dan institusi pemerintah yang ada. Nominasi untuk jabatan – jabatan di tingkat
daerah maupun negara bagian dilakukan melalui apa yang disebut sebagai
pemilihan primer langsung (direct primary election). Pemilihan primer ini diatur oleh undang –
undang yang berlaku di negara bagian dan diselenggarakan oleh pejabat
pemerintah negara bagian. Para pemilih
(voters) terdiri dari anggota partai dan simpatisan. Pemilihan primer juga
dimaksudkan untuk memilih (secara langsung) para delegasi yang akan dikirim
dalam konvensi nasional masing – masing partai.
Para delegasi inilah yang akan memilih calon presiden dari masing –
masing partai. Jadi sekalipun konvensi
nasional dilaksanakan sepenuhnya oleh partai namun pemilihan delegasi yang akan
dikirim ke konvensi nasional tetap diselenggarakan oleh pemerintah. (Cipto :
1996)
Rekrutmen caleg di Amerika Serikat dilakukan dengan sangat
terbuka. Biasa disebut Primaries, dimana
hanya kader yang mempunyai popularitas positif yang bisa mengajukan diri
sebagai caleg.
C.
Perkembangan Sistem Dua Partai di Amerika Serikat
Sejak dasawarsa 1790-an, Amerika Serikat telah dijalankan oleh dua
partai besar yaitu partai Republik dan Demokrat. Ada banyak partai politik kecil atau partai
politik ketiga yang hadir dari waktu ke waktu.
Mereka cenderung bertugas dalam artian mengadvokasi kebijakan –
kebijakan yang sejatinya diadopsi oleh dua partai politik besar.
Sistem dwi partai akan dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi
tiga kondisional (studyinternationalrelations.wordpress.com) yaitu :
1. Komposisi atau struktur masyarakat adalah relatif homogen
(Social homogenity)
2. Konsensus nilai (konsensus tentang prinsip –
prinsip dasar penyelenggaraan negara dan tujuan negara yang fundamental) dalam
masyarakt mengenai azas dan tujuan social yang pokok (political consensus)
adalah kuat dan konsisten
3. Adanya historical continuity atau kontinuitas
sejarah di dalam suatu negara yang menerapkan pola dwi partai.
Dalam pemilihan umum, sistem dwi partai umumnya diperkuat dengan
digunakan system pemilihan single-member constituency (sistem distrik) dimana
dalam setiap daerah pemilihan hanya dapat dipilih satu wakil saja. Sistem pemilihan ini mempunyai kecenderungan
untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan partai kecil. Sistem Dwi Partai yang dijalankan Amerika
Serikat terlihat lebih kondusif untuk terpeliharanya stabilitas antara partai
pemerintah dan partai oposisi, akan tetapi disisi lain sistem dwi partai
ternyata dapat mempertajam perbedaan pandangan antara kedua belah pihak, karena
tidak ada kelompok ditengah – tengah yang dapat meredakan suasana politik dan
cenderung menghambat pertumbuhan partai kecil, sehingga dengan demikian
memperkokoh sistem dwi partai di Amerika Serikat.
Partai Demokrat dan Republik Amerika Serikat terus bersaing dalam
pemilu dan sepanjang sejarah pemilu Amerika Seerikat sudah banyak presiden yang
berasal dari partai Demokrat. Beberapa diantaranya yang terkenal hingga
sekarang adalah Franklin Pierce
(1853-1857), Franklin d. Roosevelt
(1933-1945), John F kennedy
(1961-1963), Bill Clinton (1993-2001)
dan yang terakhir adalah Barrack Obama
yang menjabat sebagai presiden sejak Tahun 2009.
D.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Dwi Partai Politik

1. Memudahkan terbentuknya integrasi nasional, karena
partai yang kecil cenderung bergabung dengan salah satu partai yang dominan
jika partai yang besar itu merasa perlu mendapatkan dukungan tambahan, atau
bergabung dengan partai kecil lain.
2. Adanya pengawsan (control) yang terus menerus dari
partai oposisi
3. Kebebasan tiap partai untuk membentuk kelompok –
kelompok disiplin yang diakui oleh pemimpin yang menjadi perdana menteri jika
partainya menang dalam pemilihan legislatif.
4. Partai – partai politik kecil diberi kekuasaan
untuk melakukan koalisi dengan partai yang menurut mereka bisa menyalurkan
aspirasi mereka sehingga hal ini akan semakin mengukuhkan sistem dua partai ini
dalam upaya menyalurkan aspirasi bukan hanya kelompok mayoritas tetapi juga
kelompok minoritas.
5. Jalannnya pemerintah dikontrol dengan lebih mudah
karena dengan kekuatan yang mayoritas di parlemen pemerintah bisa dengan
leluasa untuk mempertahankan eksistensinya di dalam kehidupan perpolitikan.
6. Stabilitas ekonomi dapat diciptakan karena kekuatan
– kekuatan ekonomi yang ada di dalam pemerintahan berasal dari suatu kekuatan
partai politik yang sama.
7. Profesionalisme dapat diciptakan di dalam
pemerintahan. Sebagai contoh bahwa masyarakat di Inggris sangat menginginkan
tegaknya disiplin dan pemerintahan yang kuat untuk itu partai politik mencoba
untuk menciptakan sikap disiplin demi mencapai pemerintahan yang bertanggung jawab.
8. Sistem dwi partai menghindarkan dunia perpolitikan
dari keruwetan karena sistem ini hanya mengatur perpolitikan dua partai yang
memungkinkan sistem ini tidak sesulit sistem multi partai.
9. Partai bersikap fleksibel dalam mempertahankan
eksistensi partai dalam parlemen secara khusus dan sisitem dua partai secara
umum.
10. Dalam sistem dwi partai, sistem distrik suara
pemilu yang dihasilkan selalu suara mayoritas (majority political interest) dan
berdasarkan consensus yang telah disepakati satu sama lainnya dan tidak
berdasarkan kepentingan minority (minority political interest)
11. Eksistensi pihak oposisi jelas dan absolutely
tidak seperti sistem multy partai.
Karena pihak yang kalah dalam pemilu akan berperan sebagai oposisi
sedangkan dalam sistem multi partai pihak yang kalah dalam pemilu belum tentu
akan oposisi dan adanya instabilitas posisi oposisi.
12. Sistem dwi partai lebih kondusif dan terpelihara
stabilitasnya karena jelas perbedaan dan pembagian tugasnya, yaitu partai yang
memangkan pemilihan umum akan menjadi partai yang pemerintah, sedangkan partai
yang kalah dalam pemilihan umum berperan sebagai kekuatan oposisi yang loyal.

1. Memudahkan timbulnya polarisasi antara partai
partai yang berkuasa dan partai yang beroposisi.
2. Sistem ini cenderung menggagalkan dan menghalangi
inovasi elemen – elemen di kedua partai besar.
3. Dalam upaya membentuk sistem dua partai ini adalah
masalah yang berhubungan dengan kesulitan yang berbelit – belit yang dibuat
oleh organisasi – organisasi.
4. Mempertajam perbedaan pandangan antara kedua belah
pihak karena tidak ada kelompok di tengah – tengah yang dapat meredakan suasana
politik dan cenderung menghambat pertumbuhan partai kecil. Sebagai contoh di
Amerika Serikat dalam menghadapi kasus terorisme yang juga menjadi isu penting
internasional, baik partai Demokrat maupun partai Republik berbeda cara pandang
dan cara mengatasi beragam aksi terorisme. Pada saat Amerika dipimpin oleh
Presiden George W Bush yang berasal dari partai republik, terduga pelaku teroris
Umar Patek yang menjadi buronan Amerika terus dikejar bahkan dihargai
penangkapannya dengan uang baik hidup atau mati. Kebijakan ini kemudian berbeda ketika Barack
Obama yang berasal dari Partai Demokrat berkuasa yang justru enggan
mengekstradisi Umar Patek ketika tertangkap oleh otoritas pakistan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai “Kelebihan
dan Kekurangan Sistem Dwi Partai Politik”, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Partai poltik di Inggris yaitu konservatif yang
berpegang teguh pada keagungan raja dan mempertahankan hak istimewa kerajaan,
partai politik satunya adalah partai buruh yang menganggap bahwa raja merupakan
warisan feodal yang zalim dan harus dihapuskan.
2. Sistem partai politik di Amerika Serikat adalah
sistem dua parta yang didominasi oleh partai republik yang lebih menekankan
pada kebebasan dan persaingan sementara partai demokrat lebih menekankan
persamaan kesempatan dan keadilan.
3. Rekrutmen partai politik di Inggris menyeleksi
para calon dengan ketat yang menuntut calon perdana menteri yang sudah mengenal
betul seluk beluk kehidupan politik di parlemen.
4. Rekrutmen caleg di Amerika Serikat menggunakan
istilah nominasi yang dilakukan dengan terbuka disebut pemilihan primer
langsung untuk memilih para delegasi
yang akan dikirim dalam konvensi nasional masing – masing partai.
B.
Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan
adalah sebagai berikut :
1.
Pemerintah dalam membuat kebijakan seharusnya
bisa menguntungkan kedua partai politik.
2.
Di buatnya lembaga yang bisa menjadi wadah
penyatuan kedua belah pihak yaitu partai dalam sistem dwi partai politik sehingga
perbedaan pandangan bisa diatasi.
REFERENSI
1.
Cipto,
Bambang. 1996. Prospek dan Tantangan
Partai Politik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
2.
“Mengenal
Sistem Pemerintahan Inggris”. Dalam Http://www.anneahira.com/sistem-pemerintahan-inggris.htm.
Tanggal akses
Jum’at,
5 Desember 2014.
3.
“Partai
Republik (Amerika Serikat)”. Dalam Http://id.wikipedia.
org/wiki/Partai_Republik_(Amerika_Serikat).
Tanggal akses Senin, 20 Oktober 2014.
4.
“Partai
Demokrat (Amerika Serikat)”. Dalam http://id.wikipedia.org/
wiki/Partai_demokrat_(Amerika_Serikat). Tanggal akses Senin, 20 Oktober 2014.
5.
“Politik
Amerika Serikat”. Dalam Http://wikipedia.org/wiki/Politik_Amerika_Serikat.
Tanggal akses Senin, 20 Oktober 2014.
6.
“Pemerintahan
Demokrasi dan Politik Negara Amerika Serikat”.
Dalam Http://demokrasiindonesia.com/2014/03/23/pemerintahan-demokrasi-dan-politik-negara-amerika-serikat/. Tanggal akses Senin, 22 Desember 2014.
7.
“Deferensiasi Sistem Partai
Politik”. Dalam Http://studyinternations.wordpress.com/2012/11/06/deferensiasi-sistem-partai-politik/. Tanggal akses Selasa, 23
Desember 2014.
Kenapa dwipartai cenderung menggagalkan inovasi elemen dinkedua partai besar?
BalasHapus