STRATIFIKASI
SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
Stratifikasi merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan lapisan utama masyarakat, dimana lapisan tersebut terdiri dari
kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower
class).
Soerjono Soekanto 167, mengutip Pitirim
A. Sorokin, mengatakan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat (Soyomukti, 2013:373).
Berbicara mengenai stratifikasi sosial di lingkungan
masyarakat, Penulis ingin menceritakan mengenai lapisan masyarakat sesuai
pengamatan penulis di lingkungan tempat yang telah lama ditinggalinya. Suatu wilayah dimana tempat lahir dan hidup
bersama keluarganya, suatu daerah yang merupakan wilayah kecil, jauh dari kota,
dekat dengan persawahan dan perbukitan.
Tepatnya di Dusun Manggung, Desa Temanggal, Kecamatan Tempuran,
Kabupaten Magelang.
Ø
Kriteria atau Ukuran
dalam pengelompokan lapisan masyarakat
Kriteria
yang lebih dominan untuk mengelompokkan masyarakat ini lebih cenderung dalam
kriteria kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan. Seseorang yang berpendidikan tinggi dan
meraih gelar kesarjanaan atau yang memilikikeahlian/profesional dipandang
berkedudukan lebih tinggi jika dibandingkan orang orang berpendidikan rendah. Status seseorang juga ditentukan dalam penguasaan
pengetahuan lain, misalnya pengetahuan agama, keterampilan khusus, kesaktian
dan sebagainya.
Ø
Bentuk – bentuk
Stratifikasi Sosial
Bentuk
– bentuk Stratifikasi Sosial dalam masyarakat di wilayah Dusun manggung
berdasarkan ukuran kepandaian / penguasaan ilmu pengetahuan adalah sebagai
berikut :
1. Pemuka Agama
Dalam masyarakat, seorang Pemuka Agama
lebih disegani atau dihormati karena mempunyai pengetahuan agama yang lebih
banyak. Pemuka agama dalam masyarakat
ini adalah Haji. Seorang yang pernah
naik haji dan mempunyai pengetahuan lebih dalam tentang agama dipercaya sebagai
imam di masjid dan juga tidak jarang memimpin doa – doa acara di masyarakat
tersebut. Pemuka agama ini mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi dibanding yang lain karena pengetahuannya terhadap
agama, dimana agama merupakan pedoman hidup, tuntunan manusia dalam hidup, sehingga pemuka agama di jadikan
panutan dalam kehidupan di masyarakat.
2. Guru / pengajar
Guru merupakan jabatan atau profesi yang
membutuhkan keahlian khusus. Dimana
pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh sesorang tanpa mempunyai
keahlian sebagai guru. Tentunya seorang
guru menguasai seluk beluk pendidikan dan berbagai ilmu pengetahuan. Dalam
masyarakat guru pun sebagian besar dijadikan sebagai panutan atau teladan bagi
masyarakat di sekitarnya, karena dianggap lebih mempunyai ilmu dan wawasan yang
luas. Dalam pandangan masyarakat guru itu adalah orang yang melaksanakan
pendidikan di tempat tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal,
akan tetapi bisa juga di rumah – rumah bahkan di tempat ibadah dan lain
sebagainya. Guru memang menempati tempat
yang terhormat di tengah masyarakat dengan kewibawaannya sehingga masyarakat tidak
akan ragu lagi dengan figur seorang guru.Dalam stratifikasi sosial di
masyarakat wilayah ini, Guru / pengajar menempati tingkat kedua setelah pemuka
agama.
3. Petani dan Pedagang
Petani dinilai atau dianggap masuk dalam
lapisan bawah karena dimasa sekarang pertanian dianggap tidak menguntungkan
sehingga dianggap pekerjaan yang rendah atau tidak perlu memerlukan ilmu
pengetahuan yang lebih atau pendidikan yang tinggi.Daerah wilayah masyarakat
ini merupakan wilayah yang mempunyai hamparan sawah, juga ladang dan daerah
perbukitan. Orang – orang yang mempunyai
daerah wilayah tersebut dianggap sebagai petani. Biasanya mereka mempekerjakan
buruh untuk menggarap sawah yang ditanami padi dan juga ladang yang biasanya
ditanami jagung, ketela, ubi dan kacang tanah.
Ada juga pemilik yang langsung terjun menggarap sawah atau ladangnya
sendiri.
Pedagang pada intinya mempunyai
posisiyang sama dengan petani,mereka mempunyai modal dan tempat usaha
sendiri. Pedagang mempunyai modal dan
tempat untuk berdagang, Petani mempunyai modal dan lahan pertanian untuk tempat
usahanya. Hanya beda pada bidang
usahanya. Mereka juga tidak mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang tinggi
untuk menempati posisi tersebut.
4. Buruh
Kelompok masyarakat ini dianggap paling
rendah karena disamping tidak mempunyai pendidikan yang tinggi, dia tidak
mempunyai modal sehingga hanya menjual jasa tenaga. Buruh di masyarakat ini
dibagi dalam dua kelompok, yaitu buruh pabrik dan buruh tani.
a.
Buruh Pabrik
Di
wilayah sekitar masyarakat Dusun Manggung tepatnya di sekitar kecamatan
Tempuran, merupakan wilayah industri dimana banyak perindustrian
berkembang. Masyarakat Manggung sebagian
bekerja sebagai buruh pabrik, mereka dianggap mempunyai level diatas buruh
tani. Setidaknya buruh pabrik mempunyai
jenjang pendidikan lebih tinggi, karena untuk menjadi karyawan pabrik
dipersyaratkan mempunyai pendidikan minimal SMA/SMK sederajat.
b.
Buruh Tani
Buruh
tani menempati level terendah, karena disamping mereka tidak mempunyai modal,
mereka juga tidak mempunyai pendidikan tinggi, mereka hanya tamatan sekolah
dasar, bahkan ada yang sampai tidak mengenyam pendidikan. Untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari – harinya mereka hanya bekerja dengan mengandalkan jasa
tenaga untuk menjadi buruh tani.
--o0o--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar