animasi-bergerak-hewan-binatang-0085

Selasa, 04 Agustus 2015

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN MACAM LOGIKA



A.    Sejarah Logika
Awal lahirnya logika tidak dapat dilepaskan dari upaya para ahli pikir Yunani.  Mereka berusaha menganalisis kaidah – kaidah berpikir dan menghindari terjadinya kesalahan dalam membuat kesimpulan.  Ahli pikir yang memelopori perkembangan logika sejak awal lahirnya adalah Aristoteles (384 – 322 SM).  Karya – karya beliau bukan saja di bidang logika, namun juga di pelbagai ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu social.  Perkembangan logika setelah masa Aristoteles banyak dilanjutkan oleh para muridnya, diantaranya Theoprastus dan Porphyrius.
Theopratus adalah pemimpin aliran peripatetic (warisan gurunya) yang telah menyumbangkan pemikiran tentang pengertian yang mungkin (yaitu pengertian yang tidak mengandung kontradiksi dalam dirinya) dan sifat asasi dari setiap kesimpulan (harus mengikuti unsure terlemah dalam pangkal pikir).
Adapun Phorphyrius adalah seorang ahli pikir dari Iskandariah yang amat terkenal dalam bidang logika.  Yang telah menambahkan satu bagian baru dalam pelajaran baru dalam logika, yang dinamakan eisagoge.  Dalam pelajaran ini dibahas lingkungan zat dan sifat di dalam alam yang sering disebut klasifikasi.  Pada masa beliau, logika telah berkembang ke pelbagai wilayah, seperti Athena, Antiokia, Iskandariah, dan Roma.
Di samping jasa para muridnya tersebut, perkembangan logika juga mengalami kendala.  Pada tahun 325 M, di mana kaisar Konstantin bertahta, telah berlangsung sidang gereja pertama di dunia, yaitu nicae yang dihadiri para Bishop dan Patriach.  Salah satu keputusan yang diambil adalah membatasi pelajaran logika hanya sampai perihermenias, sedangkan bagian – bagian lain dilarang. Sebagai dampak dari pelarangan ini, muncul inisiatif dari seorang komentator, yaitu Boethius (480-524 M) untuk menerjemahkan buku Logika dari bahasa Yunani (Greek) ke dalam bahasa lain.  Buku yang diterjemahkan terseut adalah termasuk yang dilarang, sebagai konsekuensinya Boethius dijatuhi hukuman mati.  Sejak saat itulah pelajaran logika di barat hampir selama seribu tahun juga mengalami kematian pemikiran. (Surajiyo : 2006)

Sesungguhnya, sejak Thales (624 – 548)), filsuf Yunani pertama, meninggalkan segala dongeng, takhayul dan cerita – cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta, sejak saat itulah ia meletakkan dasar – dasar berpikir logis. Bahkan, ketika Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (prinsip atau asas pertama) alam semesta, ia telah memperkenalkan logika induktif.  Jika benar dugaan Aristoteles yang mengatakan bahwa Thaless telah menarik kesimpulan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu, misalnya air jiwa tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati), darah jiwa hewan dan manusia, sedangkan uap dan es adalah air, maka penalaran induktif yang dilakukan Thales adalah sebagai berikut :
Air adalah jiwa tumbuhan – tumbuhan
Air adalah jiwa hewan
Air adalah jiwa manusia
Air jugalah uap
Aip jugalah es
Jadi air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah alam semesta.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sejak Thales, sang filsuf pertama itu, logika telah mulai dikembangkan.  Semua filsuf sesudah Thales pun telah berperan serta dalam mengembangkan logika kendatipun istilah logika itu sendiri belum dikenal. Filsuf yang pertama kali menjadikan logika sebagai ilmu sebagai ilmu sehingga dapat disebut sebagai logica scientia ialah Aristoteles.  Namun Aristoteles sendiri belum menggunakan istilah logika menjadi nama ilmu tersebut.  (Rapar : 1996)

Inti logika Aristoteles ialah Silogisme.  Dan silogisme itulah yang sesungguhnya merupakan penemuan murni Aristoteles dan yang terbesar dalam logika. Theophrastus (370-288SM), murid Aristoteles yang menjadi pemimpin pemimpin Lyceum, melanjutkan karya – karya Aristoteles, termasuk bidang logika.  Istilah logika pertama kali digunakan oleh Zeno dari Citium (334-262 SM) pelopor kaum Stoa.  Kaum Stoa itulah yang mengembangkan bentuk – bentuk argument disyungtif dan hipotesis.  Puncak kejayaan kaum Stoa ialah ketika Chrysippus (280-207 SM) menjadi pimpinan mereka (pemimpin ketiga dan yang terbesar) sehingga lahirlah satu ungkapan yang mengatakan, “Tanpa Chrysippus, Stoa tidak akan pernah ada”.  Chrysippus mengembangkan logika menjadi bentuk – bentuk penalaran yang sistematis.  Kemudian dua orang dokter medis, Galenus (130-200 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M), mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.  Porphyries (232-305), murid dan editor karya – karya tulis Plotinus, membuat suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae Aristoteles.  Eisagoge Porphyrius itu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Boethius (480-524).
Sampai abad kedua belas atau ketiga belas, karya – karya tulis di bidang logika yang masih digunakan ialah Categoriae dan De interpretation Aristoteles serta Eisagoge Porphyrius.  Pada abad ketiga belas sampai abad kelima belas, tampillah logika modern dengan tokoh – tokohnya, antara lain Petrus Hispanus (1210-1278), Roger Bacon (1214-1292), Raymundus Lullus (1232-1315), dan William Ockham (1285-1349).
Kendatipun logika modern telah dikembangkan, logika Aristoteles tetap digunakan dan dikembangkan secara murni.  Logika Aristoteles diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Locke (1632-1704).  Francis Bacon (1561-1626) mengembangkan logika induktif, sedangkan  Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716), George Boole (1815-1864), John Venn (1834-1923), dan Gottlob Frege (1848-1925) dikenal sebagai para pelopor logika simbolik.  Kemudian filsuf besar Amerika Serikat, Charles Sanders Peirce (1839-1914) yang pernah mengajar logika di John Hopkins University, melengkapi logika simbolik lewat karya tulisnya yang sangat banyak.  Ia menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of sign) dan melahirkan dalil yang disebut dalil Peirce (Peirce’s law). Logika simbolik mencapai puncaknya lewat karya bersama Alfred North Whitehead (1861-1947) dan Bertrand Arthur William Russell (1872-1970) berjudul Principia Mathematica, berjumlah tiga jilid dan ditulis pada tahun 1910-1913, logika simbolik diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain – lain. (Rapar : 1996)

Perkembangan logika tradisional menuju logika modern (simbolik) dapat dilihat pada table sebagai berikut ini :

Era
Tahun
Tokoh
Peran
Logika
Tradisional
(624-548 SM)
Thales
Logika sebagai dasar-dasar berpikir logis, logika induktif,
(382-322 SM)
Aristoteles
Logika sebagai ilmu (silogisme),logika deduktif, to Organon
(370-288 SM)
Theophrastus
pemimpin Lyceum, murid Aristoteles yang melanjutkan karya-karya Aristoteles, termasuk bidang logika
(334-262 SM)
Zeno
Pelopor kaum Stoa, penggunaan istilah logika pertama kali, kaum Stoa mengembangkan bentuk-bentuk argument disyungtif dan hipotesis
(280-207 SM)
Chrysippus
Pemimpin Stoa, mengembangkan logika menjadi bentuk-bentuk penalaran yang sistematis
(130-200 M)
(200 SM)
Galenus dan
Sextus Empiricus
Mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri
(232-305 SM)
Porphyrius
Membuat suatu pengantar (eisagoge) pada categoriae Aristoteles
Logika Modern
(1588-1679)
(1632-1704)
Thomas Hobbes
John Locke
Mengembangkan logika Aristoteles dan digunakan secara murni
(1561-1626)
Francis Bacon
Mengembangkan logika induktif
(1646-1716)
(1815-1925)
(1834-1923)
(1848-1925)
Gottfried Wilhelm Leibniz
George Boole
John Venn
Gottlob frege
Pelopor logika simbolik

B.     Pembagian Logika
Dalam buku Dasar – Dasar Logika (Surajiyo : 2006), Logika menurut The Liang Gie (1980) dapat digolongkan menjadi lima macam, yaitu sebagai berikut :
1.      Logika Makna Luas dan Logika Makna Sempit
Menurut John C. Cooley, The Liang Gie membagi logika dalam arti yang luas dan dalam dalam arti sempit.  Dalam arti sempit, istilah dimaksud dipakai searti dengan logika deduktif atau logika formal, sedangkan dalam arti yang lebih luas, pemakaiannya  mencakup kesimpulan dari pelbagai bukti dan bagaimana system – system penjelasan disusun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.
Dalam arti luas, logika juga dapat dipakai untuk menyebut tiga cabang filsafat sekaligus, seperti pernah dilakukan oleh Piper dan Ward berikut ini :
a.       Asas paling umum mengenai pembentukan pengertian, inferensi, dan tatanan
(logika formal atau logika simbolis)
b.      Sifat dasar dan syarat pengetahuan, terutama hubungan antara budi dengan objek yang diketahui, ukuran kebenaran, dan kaidah – kaidah pembuktian (epistomologi)
c.       Metode – metode untuk mendapatkan pengetahuan dalam penyelidikan ilmiah (metodologi)
2.      Logika Deduktif dan Logika Induktif
Logika deduktif adalah ragam logika yang mepelajari asas – asas penalaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan kesimpulan sebagai keharusan dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betl menurut bentuknya saja.  Dalam loika jenis ini yang terutama ditelaah, yaitu bentuk dari bekerjanya akal, keruntutannya, serta kesesuaiannya dengan langkah – langkah dan aturan yang berlaku sehingga penalaran yang terjadi adalah tepat dan sah.
Logika induktif merupakan suatu ragam logika yang mempelajari asas penalaran yang betul dari sejumlah sesuatu yang khusus sampai pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.  Penalaran yang demikian ini digolongkan sebagai induksi.  Induksi adalh bentuk penalaran atau penyimpulan yang berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah kecil hal, atau anggota sesuatu himpunan, untuk tiba pada suatu kesimpulan yang diharapkan berlaku umum untuk semua hal, atau seluruh anggota himpunan itu, tetapi yang kesimpulan sesungguhnya hanya bersifat boleh jadi saja.
3.      Logika Formal dan Logika Material
Mellone menyatakan bahwa logika deduktif disebut juga logika formal.  Sedangkan logika induktif kadang – kadang disebut logika material.  Pernyataan ini tidak sepenuhnya tepat karena menurut Fisk, logika formal hanyalah suatu bagian dari logika deduktif, yakni bagian yang bertalian dengan perbincangan – perbincangan yang sah menurut bentuknya bukan meinurut isinya. (The Liang Gie, 1980)
Logika formal mempelajari asas, aturan atau hukum – hukum berfikir yang harus ditaati, agar orang dapat berfikir dengan benar dan mencapai kebenaran.  Logika material mempelajari langsung pekerjaan akal, serta menilai hasil – hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis yang sesungguhnya.  Logika material mempelajari sumber – sumber dan asalnya pengetahuan, alat – alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu.
Logika formal dinamakan orang dengan logika minor, sedangkan logika material dinamakan orang logika mayor.  Apa yang sekarang disebut logika formal adalah ilmu yang mengandung kumpulan kaidah – kaidah cara berpikir untuk mencapai kebenaran.
4.      Logika Murni dan Logika Terapan
Menurut Leonard, logika murni (pure logic) adalah ilmu tentang efek terhadap arti dari pernyataan dan sebagai akibatnya terhadap kesahan dari pembuktian tentang semua bagian dan segi dari pernyataan dan pembuktian kecuali arti – arti tertentuu dari istilah yang termuat di dalamnya (The Liang Gie, 1980)
Logika murni merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah yang dipakai dalam pernyataan dimaksud.
Logika trepan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu, bidang filsafat, dan juga dalam pembicaraan yang mempergunakan bahasa sehari – hari. Apabila sesuatu ilmu mengenakan asas dan aturan logika bagi istilah dan ungkapan yang mempunyai pengertian khusus dalam bidangnya sendiri, ilmu tersebut sebenarnya telah mempergunakan sesuatu logika terapan dari ilmu yang bersangkutan, seperti logika ilmu hayat bagi biologi dan logika sosiologi bagi sosiologi.
5.      Logika Filsafati dan Logika Matematika
Logika filsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika yang masih berhubungan erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, misalnya logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika.  Adapun logika matematik merupakan suatu ragam logika yang menelaah penalaran yang benar dengan menggunakan metode matematik serta bentuk lambing yang khusus dan cermat untuk menghindarkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa. (The Liang Gie dan Suhartoyo Hardjosatoto, dan Endang Daruni Asdi, 1980, hlm. 35 – 46).

Terdapat macam-macam logika dilihat dari kriteria tertentu,
1.       Dilihat dari segi kemampuan untuk berlogika
·    Logika kodratiah
Logika kodratiah adalah kemampuan berlogika yang sudah ada pada setiap manusia  sebagai makhluk yang berakal budi. Tanpa belajar logika setiap orang sudah memiliki kemampuan berlogika kodratiah.
Akal budi dapat bekerja menurut hukum – hukum logika dengan cara yang spontan.  Tetapi dalam hal – hal yang sulit baik akal budinya maupun seluruh diri manusia dapat dan nyatanya dipengaruhi oleh keinginan – keinginan dan kecenderungan kecenderungan yang subyektif.  Selain itu baik manusia sendiri maupun perkembangan pengetahuannya sangat terbatas. (Lanur : 1983)


·         Logika ilmiah
Logika ilmiah adalah kemampuan berlogika yang didapatkan dengan belajar secara khusus. Contohnya seperti dengan membaca buku, maka mendapatkan kemampuan logika ilmiah.
Logika ini membantu logika kodratiah.  Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.  Berkat pertolongan logika ini dapatlah akal budi bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman.  Dengan demikian kesesatan juga dapat dihindarkan atau, paling tidak, dikurangi.  (Lanur : 1983).
2.          Dilihat dari sejarah dan penggunaan lambang atau simbol
·         Logika klasik / tradisional
Logika yang diperkenalkan oleh Aristoteles pada sekitar abad ke-5 sebelum masehi; menggunakanlambang bahasa; disebut juga logika aristotelian atau logika tradisional.
·         Logika modern
Logika yang dikembangkan di zaman modern oleh tokoh-tokoh seperti A. de Morgan (1809-1871), George Boole (1815-1864), Bertrand Russel (1872-1970); menggunakan lambang non bahasa. Logika ini menerapkan prinsip-prinsip matematika pada logika modern; sering disebut juga logika matematika atau logika simbolik.
3.       Dilihat dari segi bentuk dan isi argumen
·         Logika formal (bentuk)
Logika formal adalah logika yang membahas kebenaransebuah argumen dilihat dari segi bentuk. Kebenaran bentuk adalah kebenaran yang dimiliki sebuah argumen.
·         Logika material(isi)
Logika material adalah logika yang membahas kebenaran sebuah argumen dilihat dari segi isinya Sebuah argumen dinyatakan benar dari segi isi jika pernyataan yang terdapat dalam argumen sesuai dengan kenyataan.
4.             Dilihat dari segi cara menarik kesimpulan
Louis Kattsoff, seorang pengarang buku pengantar filsafat menulis bahwa logika terbagi dalam dua cabang pokok –induktif dan deduktif.

·         Logika induktif
Logika induktif adalah bentuk penalaran yang berdasarkan kebenaran-kebenaran tunggal yang ditarik menjadi satu kesimpulan umum, biasa dikenal sebagai metode induktif.
Contoh : Ibu pulang dari pasar membeli salak pondoh, saya makan dan rasanya enak. Teman yang membesuk saat saya sakit membawa salak pondoh dan saya makan, rasanya enak. Maka saya tarik kesimpulan bahwa semua salak pondoh rasanya enak.
·         Logika deduktif
Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang bersifat deduktif, yaitu penalaran yang berdasarkan kebenaran umum (atau yang sudah ada) ditarik satu kesimpulan untuk hal yang khusus (kebenaran baru).
Contoh : Saya tahu bahwa semua salak pondoh enak. Di supermarket saya menemukan salak pondoh. Kesimpulannya salak yang dijual di supermarket itu pasti enak.

--oo00oo--




Referensi :
1.      Lanur, Alex. 1983. Logika Selayang Pandang. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
2.      Rapar, Jan Hendrik. 1996. Pengantar Logika : Asas – Asas Penalaran Sistematis. Yogyakarta : Kanisius
3.      Surajiyo, Sugeng Astanto dan Sri Andini. 2006. Dasar – Dasar Logika. Jakarta : Bumi Aksara.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM DWI PARTAI POLITIK



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara.  Analisis mengenai perilaku partai – partai  sebagai bagian dari suatu sistem, yaitu bagaimana partai politik berinteraksi satu sama lain dan berinteraksi dengan unsur – unsur lain, dari sistem itu dinamakan dengan sistem kepartaian.  Ada tiga jenis sistem kepartaian yaitu sistem partai tunggal, sistem dwi partai dan sistem multi partai.  Pada makalah sebelumnya sudah dibahas mengenai “Kelebihan dan Kekurangan Sistem Dwi Partai Poltik”.  Dalam makalah ini, penulis masih membahas dengan tema yang sama, namun tentunya lebih detail mengenai negara yang menganut sistem dwi partai politik. Sistem dwi partai diartikan sebagai dua partai atau dua kekuatan politik yang memiliki kedudukan yang dominan selalu bersaing untuk mendapatkan kewenangan memerintah melalui pemilihan umum.  Dalam sistem ini, partai – partai dibagi secara jelas dalam partai yang berkuasa (menang dalam pemilu) dan partai oposisi (kalah dalam pemilu).  Kemudian partai yang kalah berperan sebagai pengecam utama tapi yang setia (loyal opposition) terhadap kebijakan partai yang duduk dalam pemerintahan.
B.     Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa dan bagaimana partai politik di Inggris dan Amerika Serikat?
2.      Bagaimana rekrutmen partai politik di Inggris dan Amerika Serikat?
3.      Bagaimana perkembangan Sistem Dwi Partai di Amerika Serikat?
4.      Apa saja kelebihan dan kekurangan Sistem Dwi Partai Politik?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat Ujian Akhir Semester Ganjil mata kuliah “Pengantar Ilmu Politik” dan juga sebagai bahan ajar bagi penulis mengenai Kelebihan dan Kekurangan Sistem Dwi Partai yang dianut di Negara Inggris dan Amerika Serikat.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Partai Politik di Negara yang Menganut Sistem Dwi Partai Politik
1.      Partai Politik Inggris
Sistem dua partai di inggris diawali sejak abad 17 yang mana meningkatkan kekuatan parlemen yang merefleksikan pembangunan partai politik yang lebih terorganisir.  Sistem dua partai di Inggris jika diartikan secara bahasa merupakan suatu sistem partai yang mana di dalam sistem tersebut terdapat dua kekuatan yang mendominasi dunia perpolitikan di parlemen di suatu negara, tetapi jika ditinjau lebih jauh lagi sistem ini ternyata tidak terdiri atas dua partai saja, tetapi terdapat pula beberapa partai – partai kecil yang bergabung ke dalam dua partai utama. Partai – partai kecil yang adapun harus tetap menyusun strategi dalam upaya koalisi dengan partai – partai penguasa karena hal ini penting untuk mempertahankan eksistensi partai tersebut di dalam parlemen, selalu ada kemungkinan bahwa partai – partai kecil tersebut harus menghindari salah satu atau dua partai utama dari keuntungan partai mayoritas yang memiliki banyak kursi di legislatif.  Penggabungan partai ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena partai – partai kecil – kecil tersebut juga memiliki pedoman – pedoman dasar partai yang juga harus menjadi pedoman partai – partai tersebut baik dalam mengambil keputusan dan juga dalam mengambil kebijakan baik itu untuk kepentingan koalisi untuk menghimpun kekuatan di parlemen House of common contohnya partai liberal di Inggris dalam upaya koalisi dengan partai – partai yang memiliki paham yang sama, yaitu paham liberalisme.  Partai – partai kecil ini juga memiliki peranan penting dalam memutuskan sifat – sifat dasar sistem kedua partai besar tersebut.  Salah satu elemen penting yang juga menjadi pertimbangan partai – partai dalam upaya koalisi dengan partai – partai besar yaitu tingkat kedisiplinan dan masih banyak lagi faktor – faktor penting yang menjadi pertimbangan upaya koalisi dalam sistem dua partai di Inggris.  Dua partai yang sekarang ada di Inggris yaitu partai konservatif dan partai buruh yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan sistem politik di Inggris.  Kalangan konservatif adalah mereka yang tetap berpegang teguh kepada keagungan raja dan mempertahankan hak istimewa kerajaan.  Sedangkan kalangan buruh sebaliknya.  Dalam sistem pemerintahan Inggris, dua partai berbeda ideologi ini harus saling mengalahkan.  Sistem dua partai di Inggris dapat berjalan karena didukung oleh beberapa faktor diantaranya yaitu :
*      Masyarakat yang homogen
*      Tradisi politik yang sudah berakar sebagai dasar budaya politik Inggris
*      Pengawsan terhadap aturan permainan politik sebagai consensus masyarkat yang harus ditaati oleh segenap lapisan masyarkat.
Partai yang menang dalam pemilu dan mayoritas di parlemen merupakan partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah menjadi partai oposisi.  Sistem kepartaian telah berlangsung sejak abad ke – 18, sejak perang dunia kedua berakhir hanya ada dua partai besar yang secara bergantian memegang pemerintahan.  Pola pergantian pemerintah oleh dua partai yang terus menerus membuat Inggris di kenal sebagai sistem dua partai.
a)      Partai Konservatif
Partai konservatif merupakan partai yang dikenal sebagai partainya kalangan kelas menengah dan kelas atas Inggris.  Partai ini mempunyai pendukung kuat di daerah pedesaan, dan telah berhasil memenangkan pemilu sebanyak delapan kali, terakhir pada pemilu Tahun 1992.  Partai konservatif sebenarnya merupakan penggabungan partai konservatif dan liberal.  Hal ini terlihat pada peleburan dua elemen – elemen pokok dari partai – partai besar di abad 19.  Walaupun memiliki nama konservatif tetapi ideologinya cocok dengan politik dan ekonomi liberal.
b)      Partai Buruh
Dalam sistem pemerintahan Inggris, Partai buruh sebagian besar ditopang oleh simpatisan dari kalangan pekerja.  Partai ini telah memenangkan tujuh pemilu, termasuk pemilu terakhir pada tahun 2007. Mereka merupakan kelompok yang muncul akibat dari revolusi industri.  Buruh atau kalangan kiri menyebutnya proletar merupakan kelas yang tidak memiliki lahan garapan (pertanian).  Semenjak revolusi industri, banyak lahan pertanian yang diubah menjadi pabrik.  Oleh karena itu, petani kehilangan pekerjaan dan berubah menjadi proletarius (orang yang tidak memiliki lahan), dan jumlah mereka semakin lama semakin banyak.  Kalangan kiri yang sebagian besar merupakan kaum buruh terus menerus menolak keistimewaan kerajaan.  Mereka menganggap bahwa raja merupakan warisan feodal yang zalim, dan oleh karena itu harus dihapuskan.  Mereka memperjuangkan bahwa buruh dan kalangan bangsawan pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban yang sama.  Namun hal ini bukan hal yang mudah, karena mereka harus berhadapan dengan para pendukung kerajaan yang konservatif.

2.      Partai Politik Amerika Serikat
Awal berdirinya partai politik di Amerika Serikat terdapat partai The federalist yang dipimpin oleh Alexander Hamilton, yang kemudian akan menjadi cikal bakal partai Republik.  Selain itu terdapat partai Democratic Republic yang dipimpim oleh Thomas Jefferson yang anti-federalist dan menjadi cikal bakal partai Demokrat.  Lahirnya partai – partai tersebut, dikarenakan adanya perbedaan persepsi tentang sistem pemerintahan Amerika.  Kubu Hamilton mengkhawatirkan bahwa gerakan Jefferson yang sangat pro-kepentingan rakyat pada akhirnya saat menghancurkan bentuk pemerintahan nasional yang sedang berorientasi industri.  Sebaliknya Jefferson menilai bahwa Hamilton sangat monarkhis dan dikhawatirkan menghancurkan prinsip federalisme dan kurang memperhatikan kepentingan kelas bawah.  Selain itu isu lain yang menjadikan dikotomi kedua partai ini adalah orientasi kepentingan ekonomi masing – masing partai yang berbeda.  Kebijaksanaan Hamilton sebagai menteri keuangan dalam pemerintahan presiden Washinton lebih menguntungkan kalangan industri dan tidak memperhatikan kepentingan petani yang pada saat itu menjadi bidang utama dan menumbuhkan kepentingan partai pimpinan Jefferson. Sistem partai politik di Amerika Serikat adalah sistem dua partai yang di dominasi oleh partai republik dan partai Demokrat.  Sejak tahun 1852 kedua partai ini menguasai dan memenangi Pemilihan presiden Amerika Serikat, dan sejak tahun 1856 kedua partai ini juga mengendalikan kongres Amerika Serikat.  Pada dasarnya kedua partai di Amerika Serikat memiliki ideologi yang sama yaitu ideologi individualisme dan kapitalisme.
a)      Partai Republik
Partai republik secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kanan dan mendukung prinsip Konservatif Amerika.
(id.wikipedia.org/wiki/Politik­_Amerika_Serikat). Partai ini didukung oleh kalangan kulit putih.  Partai Republik didirikan di Ripon Wisconsin pada 30 maret 1854, sebagai sebuah partai yang melawan perbudakan dalam wilayah baru dengan simbol resminya adalah gajah, dan konvensi pertama diadakan pada 6 Juli 1854 di jackson, Michigan.  Partai republik lebih menekankan pada kebebasan dan persaingan.
b)      Partai Demokrat
Partai demokrat secara umum menempatkan dirinya sebagai sayap kiri di dalam politik Amerika dan mendukung prinsip liberalisme Amerika.  Partai ini cenderung didukung oleh kalangan kulit hitam dan lebih menekankan persamaan kesempatan dan keadilan. Partai demokrat didirikan sekitar tahun 1828 dan telah menjadi partai politik tertua di dunia.

B.     Rekruitmen Partai Politik Negara yang Menganut Sistem Dwi Partai
1.      Rekruitmen Partai Politik Inggris
Menjadi anggota dalam sebuah partai di Inggris memerlukan lebih banyak pengorbanan dari pada sekedar mendapatkan kartu anggota.  Selain mendapatkan sebuah kartu anggota seseorang juga harus rajin membayar iuran anggota serta mengikuti kegiatan partai.  Bagi mereka yang memiliki ambisi besar untuk meraih karir politik yang lebih tinggi perlu memasuki tradisi magang yang sudah baku dalam tradisi partai Inggris.  Setiap anggota legislatif berhak untuk menapak karir hingga puncak karir sebagai Perdana Menteri Inggris dengan syarat telah menjalani masa magang yang sangat lama dan menuntut berbagai pengorbanan.  Sistem politik Inggris memastikan tradisi magang sebagai jalur utama menuju sukses karir seorang politisi.  Keberhasilan anggota legislatif selama masa magang akan membuka jalan menuju tahap selanjutnya, yakni diangkat menjadi menteri muda.  Dalam menjalankan tugasnya selaku menteri muda kehebatan dan keahlian selaku politisi diuji selama debat di parlemen dengan oposisi.  Jika sang menteri muda gagal maka ia akan kembali menjadi anggota legislatif.  Jika berhasil ia bisa berharap untuk menanjak menuju menteri kabinet.  Partai politik inggris sangat ketat dalam menseleksi para calon pemimpin mereka.  Hanya anggota yang telah berkarir sangat bagus selama lebih dari dua puluh tahun dapat berharap menjadi Perdana Menteri Inggris.  Partai politik Inggris tidak mengenal sisem pencalonan yang bersifat mendadak dan asal berani atau asal kaya seperti di Amerika Serikat.  Inggris menuntut calon Perdana Menteri yang sudah mengenal betul segala seluk beluk kehidupan politik di parlemen dan teruji kesetiaan politiknya terhadap partai masing – masing.
a.       Rekruitmen Partai Konservatif
Anggota partai konservatif diorganisir melalui cabang organisasi paling bawah yaitu constituency assosiations atau partai lokal.  Pada setiap wilayah (distrik) pemilihan terdapat sebuah partai lokal yang merupakan unsur vital bagi partai konservatif.  Partai lokal melaksanakan berbagai fungsi penting antara lain :
1)   Memilih calon anggota parlemen
2)   Menyebarkan informasi tentang perkembangan partai
3)   Meningkatkan dan memelihara minat masyarakat pemilih terhadap eksistensi partai
Partai lokal juga memainkan peranan sebagai lembaga pencari dana bagi partai serta merekrut anggotanya.  Sekalipun partai lokal berhak merekrut calon anggota parlemen, namun keputusan terakhir tetap ada di pihak partai konservatif di parlemen.  Partai di parlemen inilah yang paling berpengaruh dalam tubuh partai konservatif.  Anggota partai konservatif di parlemen sangat menentukan proses pemilihan Party Leader (Pemimpin partai).  Party leader inilah bakal calon perdana menteri Inggris jika partai konservatif memperoleh suara mayoritas dalam pemilihan parlemen.  Jika gagal memenangkan pemilihan parlemen maka seorang party leader otomatis menjadi ketua partai oposisi.  Partai konservatif sangat tersentralisir, dalam hal ini ketua partai menduduki posisi paling penting dan menentukan.  Kantor pusat sebagai aparat pendukung ketua partai menentukan kebijaksanaan politik, organisasi, dan rekrutmen partai.  Sekalipun demikian partai konservatif tidak terlepas dari unsur desentralisasi kebijaksanaan, khususnya kebijaksanaan rekrutmen pemimpin partai.  Keterlibatan penuh partai lokal pada seleksi akhir calon anggota parlemen jelas menunjukkan unsur desentralisasi tersebut. (Cipto : 1996)
b.      Rekruitmen Partai Buruh
Dalam tradisi partai buruh dikenal dua jenis keanggotaan partai, yakni anggota langsung dan anggota tidak langsung.  Anggota partai langsung (direct members) adalah aktifis partai yang memiliki kartu anggota an membayar iuran anggota.  Anggota tidak langsung (indirect members) adalah bagian terbesar dari pendukung partai buruh yang jumlahnya tidak kurang dari enam juta orang.  Anggota tidak langsung pada umumnya adalah anggota serikat buruh yang berafiliasi dengan partai buruh.  Dana yang terakumulasi dari keanggotaan serikat buruh secara tidak langsung merupakan salah satu sumber keuangan partai buruh. (Cipto : 1996)
Partai buruh juga menyelenggarakan konferensi tahunan, yang hasilnya sangat strategis sifatnya.  Pertemuan tahunan ini menyususn kebijaksanaan partai dan memilih Komisi Eksekutif Nasional (NEC). Jika dua pertiga dari yang hadir mendukung usulan kebijaksanaan maka usulan tersebut menjadi kebijaksanaan partai. NEC mengendalikan organisasi partai khususnya lembaga penelitian partai yang merupakan sumber prakarsa kebijaksanaan partai.  Sekalipun demikian hasil konferensi partai tidak sepenuhnya mengikat partai buruh di parlemen. Konferensi nasional partai buruh juga tidak ikut campur tangan dalam proses pemilihan ketua partai di parlemen.
Serikat buruh adalah bagian terpenting dari partai buruh :
1)   Buruh berperan dalam organisasi partai di luar parlemen khususnya NEC
2)   Serikat buruh memberikan kontribusi keuangan dan keanggotaan dalam jumlah besar bagi partai.
Rekrutmen calon anggota parlemen dalam partai buruh tidak dimonopoli oleh partai lokal.  Partai lokal dan serikat buruh menentukan daftar para calon anggota legislatif.  Ada semacam kebiasaan yang terus berlaku dalam proses pencalonan, yakni jarang terjadi seorang calon muncul dalam daftar bila tidak cukup mendapat dukungan dari serikat buruh (Cipto : 1996)
2.      Rekruitmen Partai Politik Amerika Serikat
Tradisi politik Amerika Serikat lebih suka menggunakan istilah nominasi (nomination) daripada rekrutmen.  Seseorang tidak direkrut menjadi politisi oleh partai karena ini menumbuhkan kesan partai sangat kuat.  Oleh karena itu digunakan istilah nominasi untuk memberikan kesan seseorang menjadi politisi karena ada kepercayaan dari partai.  Suatu kepercayaan yang hanya diberikan pada individu yang mumpuni dan sangat dipercaya oleh masyarakat Amerika Serikat agar menjadi wakil mereka dalam lembaga dan institusi pemerintah yang ada.  Nominasi untuk jabatan – jabatan di tingkat daerah maupun negara bagian dilakukan melalui apa yang disebut sebagai pemilihan primer langsung (direct primary election).  Pemilihan primer ini diatur oleh undang – undang yang berlaku di negara bagian dan diselenggarakan oleh pejabat pemerintah negara bagian.  Para pemilih (voters) terdiri dari anggota partai dan simpatisan. Pemilihan primer juga dimaksudkan untuk memilih (secara langsung) para delegasi yang akan dikirim dalam konvensi nasional masing – masing partai.  Para delegasi inilah yang akan memilih calon presiden dari masing – masing partai.  Jadi sekalipun konvensi nasional dilaksanakan sepenuhnya oleh partai namun pemilihan delegasi yang akan dikirim ke konvensi nasional tetap diselenggarakan oleh pemerintah. (Cipto : 1996)
Rekrutmen caleg di Amerika Serikat dilakukan dengan sangat terbuka.  Biasa disebut Primaries, dimana hanya kader yang mempunyai popularitas positif yang bisa mengajukan diri sebagai caleg.

C.    Perkembangan Sistem Dua Partai di Amerika Serikat
Sejak dasawarsa 1790-an, Amerika Serikat telah dijalankan oleh dua partai besar yaitu partai Republik dan Demokrat.  Ada banyak partai politik kecil atau partai politik ketiga yang hadir dari waktu ke waktu.  Mereka cenderung bertugas dalam artian mengadvokasi kebijakan – kebijakan yang sejatinya diadopsi oleh dua partai politik besar.
Sistem dwi partai akan dapat berkembang dengan baik apabila terpenuhi tiga kondisional (studyinternationalrelations.wordpress.com) yaitu :
1.      Komposisi atau struktur masyarakat adalah relatif homogen (Social homogenity)
2.      Konsensus nilai (konsensus tentang prinsip – prinsip dasar penyelenggaraan negara dan tujuan negara yang fundamental) dalam masyarakt mengenai azas dan tujuan social yang pokok (political consensus) adalah kuat dan konsisten
3.      Adanya historical continuity atau kontinuitas sejarah di dalam suatu negara yang menerapkan pola dwi partai.
Dalam pemilihan umum, sistem dwi partai umumnya diperkuat dengan digunakan system pemilihan single-member constituency (sistem distrik) dimana dalam setiap daerah pemilihan hanya dapat dipilih satu wakil saja.  Sistem pemilihan ini mempunyai kecenderungan untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan partai kecil.  Sistem Dwi Partai yang dijalankan Amerika Serikat terlihat lebih kondusif untuk terpeliharanya stabilitas antara partai pemerintah dan partai oposisi, akan tetapi disisi lain sistem dwi partai ternyata dapat mempertajam perbedaan pandangan antara kedua belah pihak, karena tidak ada kelompok ditengah – tengah yang dapat meredakan suasana politik dan cenderung menghambat pertumbuhan partai kecil, sehingga dengan demikian memperkokoh sistem dwi partai di Amerika Serikat.
Partai Demokrat dan Republik Amerika Serikat terus bersaing dalam pemilu dan sepanjang sejarah pemilu Amerika Seerikat sudah banyak presiden yang berasal dari partai Demokrat. Beberapa diantaranya yang terkenal hingga sekarang adalah Franklin Pierce (1853-1857), Franklin d. Roosevelt (1933-1945), John F kennedy (1961-1963), Bill Clinton (1993-2001) dan yang terakhir adalah Barrack Obama yang menjabat sebagai presiden sejak Tahun 2009.
D.    Kelebihan dan Kekurangan Sistem Dwi Partai Politik
*      Kelebihan Sistem Dwi Partai :
1.      Memudahkan terbentuknya integrasi nasional, karena partai yang kecil cenderung bergabung dengan salah satu partai yang dominan jika partai yang besar itu merasa perlu mendapatkan dukungan tambahan, atau bergabung dengan partai kecil lain.
2.      Adanya pengawsan (control) yang terus menerus dari partai oposisi
3.      Kebebasan tiap partai untuk membentuk kelompok – kelompok disiplin yang diakui oleh pemimpin yang menjadi perdana menteri jika partainya menang dalam pemilihan legislatif.
4.      Partai – partai politik kecil diberi kekuasaan untuk melakukan koalisi dengan partai yang menurut mereka bisa menyalurkan aspirasi mereka sehingga hal ini akan semakin mengukuhkan sistem dua partai ini dalam upaya menyalurkan aspirasi bukan hanya kelompok mayoritas tetapi juga kelompok minoritas.
5.      Jalannnya pemerintah dikontrol dengan lebih mudah karena dengan kekuatan yang mayoritas di parlemen pemerintah bisa dengan leluasa untuk mempertahankan eksistensinya di dalam kehidupan perpolitikan.
6.      Stabilitas ekonomi dapat diciptakan karena kekuatan – kekuatan ekonomi yang ada di dalam pemerintahan berasal dari suatu kekuatan partai politik yang sama.
7.      Profesionalisme dapat diciptakan di dalam pemerintahan. Sebagai contoh bahwa masyarakat di Inggris sangat menginginkan tegaknya disiplin dan pemerintahan yang kuat untuk itu partai politik mencoba untuk menciptakan sikap disiplin demi mencapai pemerintahan yang bertanggung jawab.
8.      Sistem dwi partai menghindarkan dunia perpolitikan dari keruwetan karena sistem ini hanya mengatur perpolitikan dua partai yang memungkinkan sistem ini tidak sesulit sistem multi partai.
9.      Partai bersikap fleksibel dalam mempertahankan eksistensi partai dalam parlemen secara khusus dan sisitem dua partai secara umum.
10.  Dalam sistem dwi partai, sistem distrik suara pemilu yang dihasilkan selalu suara mayoritas (majority political interest) dan berdasarkan consensus yang telah disepakati satu sama lainnya dan tidak berdasarkan kepentingan minority (minority political interest)
11.  Eksistensi pihak oposisi jelas dan absolutely tidak seperti sistem multy partai.  Karena pihak yang kalah dalam pemilu akan berperan sebagai oposisi sedangkan dalam sistem multi partai pihak yang kalah dalam pemilu belum tentu akan oposisi dan adanya instabilitas posisi oposisi.
12.  Sistem dwi partai lebih kondusif dan terpelihara stabilitasnya karena jelas perbedaan dan pembagian tugasnya, yaitu partai yang memangkan pemilihan umum akan menjadi partai yang pemerintah, sedangkan partai yang kalah dalam pemilihan umum berperan sebagai kekuatan oposisi yang loyal.

*      Kekurangan Sistem Dwi Partai :
1.      Memudahkan timbulnya polarisasi antara partai partai yang berkuasa dan partai yang beroposisi.
2.      Sistem ini cenderung menggagalkan dan menghalangi inovasi elemen – elemen di kedua partai besar.
3.      Dalam upaya membentuk sistem dua partai ini adalah masalah yang berhubungan dengan kesulitan yang berbelit – belit yang dibuat oleh organisasi – organisasi.
4.      Mempertajam perbedaan pandangan antara kedua belah pihak karena tidak ada kelompok di tengah – tengah yang dapat meredakan suasana politik dan cenderung menghambat pertumbuhan partai kecil. Sebagai contoh di Amerika Serikat dalam menghadapi kasus terorisme yang juga menjadi isu penting internasional, baik partai Demokrat maupun partai Republik berbeda cara pandang dan cara mengatasi beragam aksi terorisme. Pada saat Amerika dipimpin oleh Presiden George W Bush yang berasal dari partai republik, terduga pelaku teroris Umar Patek yang menjadi buronan Amerika terus dikejar bahkan dihargai penangkapannya dengan uang baik hidup atau mati.  Kebijakan ini kemudian berbeda ketika Barack Obama yang berasal dari Partai Demokrat berkuasa yang justru enggan mengekstradisi Umar Patek ketika tertangkap oleh otoritas pakistan.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai “Kelebihan dan Kekurangan Sistem Dwi Partai Politik”, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Partai poltik di Inggris yaitu konservatif yang berpegang teguh pada keagungan raja dan mempertahankan hak istimewa kerajaan, partai politik satunya adalah partai buruh yang menganggap bahwa raja merupakan warisan feodal yang zalim dan harus dihapuskan.
2.      Sistem partai politik di Amerika Serikat adalah sistem dua parta yang didominasi oleh partai republik yang lebih menekankan pada kebebasan dan persaingan sementara partai demokrat lebih menekankan persamaan kesempatan dan keadilan.
3.      Rekrutmen partai politik di Inggris menyeleksi para calon dengan ketat yang menuntut calon perdana menteri yang sudah mengenal betul seluk beluk kehidupan politik di parlemen.
4.      Rekrutmen caleg di Amerika Serikat menggunakan istilah nominasi yang dilakukan dengan terbuka disebut pemilihan primer langsung untuk memilih para  delegasi yang akan dikirim dalam konvensi nasional masing – masing partai.

B.     Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1.      Pemerintah dalam membuat kebijakan seharusnya bisa menguntungkan kedua partai politik.
2.      Di buatnya lembaga yang bisa menjadi wadah penyatuan kedua belah pihak yaitu partai dalam sistem dwi partai politik sehingga perbedaan pandangan bisa diatasi.


REFERENSI

1.      Cipto, Bambang. 1996. Prospek dan Tantangan Partai Politik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
2.      “Mengenal Sistem Pemerintahan Inggris”. Dalam Http://www.anneahira.com/sistem-pemerintahan-inggris.htm. Tanggal akses
Jum’at, 5 Desember 2014.
3.       “Partai Republik (Amerika Serikat)”. Dalam Http://id.wikipedia. org/wiki/Partai_Republik_(Amerika_Serikat). Tanggal akses Senin, 20 Oktober 2014.
4.      “Partai Demokrat (Amerika Serikat)”. Dalam http://id.wikipedia.org/ wiki/Partai_demokrat_(Amerika_Serikat). Tanggal akses Senin, 20 Oktober 2014.
5.      “Politik Amerika Serikat”. Dalam Http://wikipedia.org/wiki/Politik­_Amerika_Serikat. Tanggal akses Senin, 20 Oktober 2014.
6.      “Pemerintahan Demokrasi dan Politik Negara Amerika Serikat”.  Dalam Http://demokrasiindonesia.com/2014/03/23/pemerintahan-demokrasi-dan-politik-negara-amerika-serikat/. Tanggal akses Senin, 22 Desember 2014.
7.      “Deferensiasi Sistem Partai Politik”. Dalam Http://studyinternations.wordpress.com/2012/11/06/deferensiasi-sistem-partai-politik/. Tanggal akses Selasa, 23 Desember 2014.